Dasar Pencuri ...!!

80 3 0
                                        

Emosi pekat yang awalnya memancar akhirnya memudar sedikit demi sedikit. Dengan begini aku bisa berpikir dan bertindak dengan baik.

"..."

Tapi, bagaimana aku menanggapi ini? Menghadapi gadis berjubah yang sedang menodongkan pisau pada orang lain.

"Aa ...," dengungku sambil berusaha berpikir kata apa yang tepat.

Apa aku tanya saja dengan santai seperti tak ada yang aneh?

"Jadi, ini lagi apa? Akting buat latihan pentas?"

Aku ingin sekali mendapat penjelasan dari gadis OSIS tadi. Dalam hati terdapat niat untuk memanggil, tapi aku belum tahu namanya. Sebelum keluar dari aula, belum sempat aku menanyakannya.

"..."

Gadis berjubah itu tidak bicara. Respons yang dilakukannya adalah menarik todongan pisau untuk disarungkan, lalu melirik ke arahku. Alih-alih membalas pertanyaan tadi, dia malah melongo melihat tangan dan pakaiannya sendiri.

*Whoush

Bingung?

Gelombang emosi muncul. Gadis berjubah itu mengeluarkan emosi yang terasa melambung dengan aroma jejamuan. Rasanya tidak begitu kuat, tapi cukup mengganggu di tengah kondisiku sekarang.

Aku melirik ke arah gadis OSIS. Dia masih memejamkan mata dan sepertinya tidak akan bangun untuk waktu yang lama. Tidak ada pergerakan emosi darinya, layaknya orang yang sedang tidur pulas.

Jika ini memang akting, seharusnya gadis OSIS itu membuka matanya dan menjelaskan ini padaku.

*Shine, shine, shine

Ngiiiing ....

Hn?

Suara bising yang konstan layaknya peringatan dari mesin error. Bunyi itu semakin keras sehingga aku dan gadis berjubah yang mendengarkannya pun menutup telinga.

Clink.

Sebuah cahaya terang muncul dari samping. Cukup menyilaukan hingga aku memicingkan mata, merentangkan tangan untuk melindungi penglihatanku.

"Woah!?"

Cahaya itu semakin besar. Bahkan terlalu terang untuk aku bisa melihat sumbernya.

"...!?"

Ketika aku memicingkan mata dan menghindari arah sumber cahaya tersebut. Tidak sengaja pandanganku mengarah ke gadis berjubah. Dia tidak bicara, tapi wajah dan semburan emosinya melambangkan kalau dia sedang panik.

Tapi ... apa ini?

Cahaya itu terasa seakan semakin mendekat. Terasa hangat dan lezat. Indra pembaca emosiku merasakannya seperti itu.

Ngiiiing ...

Suara melengking itu semakin keras. Frekuensinya semakin tinggi seakan dia mau meledak. Lalu ....

*Whoush ....

Ghuak!

Tubuhku terhempas, ada sesuatu yang membuatku jatuh. Aku tidak melihat akibat cahaya silau barusan. Tapi, yang pasti ada dorongan kuat kuterima di bagian dada. Rasa shock-nya membuat paru-paruku berhenti sejenak.

Aku bisa merasakan tubuhku terbaring. Namun, aku tetap tidak bisa menggerakkannya. Setiap ruas tubuhku seperti terputus dari kendali otak. Bahkan mataku sendiri masih tetap tertutup.

Hn?

Rasanya hangat. Aku merasakan ketenangan sekarang. Sesuatu yang sudah jarang kutemui, kondisi yang membebaskanku dari emosi negatif orang-orang.

Mind TasterWhere stories live. Discover now