13 tahun kemudian~~
Angin sepoi-sepoi menerbangkan rambut coklat terang sepinggang nya, mata biru itu menelisik. Mengagumi keindahan tuhan di hadapannya. Mengagumi jingganya senja yang menusuk kulit. Debar ombak bagai alunan musik yang bertalu talu. Menghilangkan keheningan antara dua insan yang bersama, namun jiwa Entah di mana.
"Ryu, kau masih ingat di mana kita pertama berjumpa?" Akhirnya setelah hening yang melanda, si gadis pun angkat suara. Mungkin terlalu bosan akan keheningan yang membuat gundah. "Tentu saja, mana mungkin aku melupakan saat pertama kali bertemu gadis aneh seperti dirimu," jawab Ryu, masih enggan memalingkan netra dari sang jingga yang mempesona.
"Hmmm tapi Yasmin lupa di mana saat pertama kali kita bertemu," jawab Yasmin lesu, melirik pada lelaki di samping nya. Yasmin menyukai lelaki ini, bahkan waktu yang belasan tahun berjalan tidak memudar kan sedikit saja rasa ketergantungan Yasmin pada Ryu-nya.
Yah Ryunosuke Yoshida, pria beriris coklat hazel terang, dengan surai coklat gelap. Dada bidangnya selalu nyaman untuk tempat Yasmin bersandar, alis tebal, bulu mata lentiknya, dan jangan lupakan hidung mancung yang membingkai sempurna wajah oval nya.
Pria di samping nya ini sempurna, entah bagaimana ceritanya sehingga Ryu dan Yasmin bertemu. "Kau terlalu pelupa, tidak heran kau melupakan nya," jawab Ryu terkekeh, sembari membalas tatapan Yasmin di sampingnya. Debar itu masih terasa, tidak berbeda dari tahun tahun yang lalu meski saat itu mereka masih kanak-kanak.
"Maafkan Yasmin... Ryu," sesal Yasmin. Ia selalu saja seperti ini, selalu dengan mudahnya melupakan kenangan demi kenangan indah yang terjadi di masa lampau. Ia sakit. Ingatan nya tidak kuat, ia hanya akan mengingat kejadian satu bulan yang lalu. Kemudian bulan selanjutnya ia akan melupakannya, dan akan seperti itu terus menerus.
"Hei, Yasmin tidak perlu bersedih, ada Ryu disini," jawab Ryu, sembari menangkup pipi lembut Yasmin, menatap dalam iris biru di hadapannya. "Ryu yang akan menjadi pengingat Yasmin, segala cerita yang Yasmin lalui akan Ryu ingat lalu akan selalu Ryu ceritakan untuk mengingat kan Yasmin, semua akan Ryu lakukan untuk Yasmin, jadi Yasmin tidak usah bersedih oke?" Ryu meyakinkan Yasmin.
Meski Ryu akui, berat rasanya harus selalu mengingatkan Yasmin pada dirinya, pada semua kenangan mereka, ia tidak akan menyerah. Ia akan disini, berdiri di samping yasmin menjalani hari demi hari mereka. Meski harus selalu mengulang semuanya dari awal.
Senja semakin tenggelam, saatnya sang bulan menggantikan posisi sang surya untuk menyinari Bumi. Begitulah, semua sudah pada porsinya, sudah pada aturannya. Akan ada masanya yang satu letih kemudian di ganti oleh yang lain.
"Hmm Yasmin yakin, Yasmin akan baik baik saja selama ada Ryu di sini," balas Yasmin sembari memeluk erat Ryu-nya. "Ryu, tidak boleh ke mana mana, Ryu hanya milik Yasmin janji?" Tatap harap yasmin pada Ryu.
"Janji," jawab Ryu pasti. Ia menyayangi gadis dalam dekapannya ini. Ia tak akan membiarkan apapun dan siapapun berani merebutnya dari Ryu. Yasmin-nya hanya miliknya. Miliknya!
KAMU SEDANG MEMBACA
Senja Itu, Jingga Bukan?
Teen Fiction"Hai aku Yasmin, gadis biasa yang mengembara dalam dunia luar biasa," gadis kecil dengan mata sebiru lautan itu tersenyum memamerkan gigi putih rapinya sembari mengulurkan tangan. "Apa kau ingin mengembara bersama ku?" tatapnya penuh harap pada anak...