bab 4

14 2 0
                                    

Ryu benci itu, Ryu benci ketika gadisnya merindukan sosok selain dirinya. Seharusnya hanya dia! Hanya Ryu! Tidak peduli itu orang tua Yasmin atau siapapun. Gadisnya hanya miliknya!  Miliknya!

Dengan menahan amarah sekuat mungkin, Ryu memilih membaringkan dirinya di ranjang bersama gadisnya. Ia dekap erat Yasmin, menghirup rakus bau shampo Yasmin yang begitu candu untuknya. ' Yasmin hanya milik Ryu! Tidak ada siapapun yang boleh memiliki yasmin, hati, pikiran, tubuh Yasmin semua milik Ryu!' ucap Ryu yakin dalam hati. Dengan senyum devil yang tercetak pada wajah tampan Ryu, ia memutar kembali kenangan beberapa tahun lalu. Masa ketika ia sadar Yasmin adalah hidupnya! miliknya Seorang! Hanya dia! Hanya Ryunosuke Yoshida!

Flashback on

Siang itu, mentari terik tak menjadi penghalang bagi Ryu kecil untuk menjemput gadis mungil bernetra biru yang menghiasi harinya akhir akhir ini. Siapa lagi selain Yasmin? Gadis ceria yang dengan mudahnya memenuhi ruang lingkup kehidupan seorang Ryunosuke Yoshida. Sekolah Yasmin dan Ryu memang berbeda, tetapi tidak menjadi penghalang bagi Ryu untuk menjemput Yasmin. Hal ini bahkan sudah menjadi kebiasaan Ryu akhir akhir ini. Entah mengapa pengaruh Yasmin begitu besar bagi kehidupan Ryu. Yang Ryu tahu, ia nyaman bersama Yasmin. Terkadang Ryu akan berpikir egois, dengan berpikir menyembunyikan Yasmin hanya untuk dirinya sendiri. Namun berkali-kali Ryu menghempaskan pemikiran bodohnya itu.

Ketika sibuk melamun, ia melihat Yasmin. Senyumnya langsung mengembang hanya dengan melihat Yasmin-nya. Lihat bukan? Pengaruh Yasmin itu buat aneh. Tapi Ryu suka ini! Ryu suka keanehan ini. Selama itu Yasmin, tidak akan menjadi masalah bagi Ryu.

Senyum Ryu seketika memudar, saat mendapati Yasmin sedang tertawa bercengkrama dengan dua orang yang Ryu bahkan tidak tahu namanya itu. Ia tidak suka! Ia benci! Ia benci melihat Yasmin tertawa bukan karenanya! Seketika bayangan bayangan buruk tentang membunuh kedua teman yasmin pun berkelabat dalam otak kecil Ryu. Senyumnya mengembang, ralat kali ini bukan senyuman yang di perlihatkan Ryu melainkan seringaian. Seringaian dari bocah kecil yang merasa mainan satu satunya yang ia miliki di rampas dari dirinya.

Yasmin yang merasa di perhatikan, menoleh. Mendapati Ryu yang sedang menunggunya, Yasmin tersenyum bahagia. Temannya yang satu ini sungguh sangat berbeda, baru beberapa hari terakhir ini mereka dekat, namun rasanya Yasmin telah merasa aman bersamanya. Yasmin berlari kecil meninggalkan dua temanya yang kini menatap kepergian Yasmin.

"Ryuu," panggil yasmin ketika sudah berdiri di hadapan Ryu. Ryu mengembangkan senyum manis. "Yasmin," balas Ryu. "Ryu sudah lama menunggu Yasmin?" Tanya Yasmin dengan khawatir. Ia khawatir temannya yang satu ini menunggu lama. Jarak sekolah Ryu dan yasmin tidak bisa dibilang dekat. Yasmin jadi tidak enak.

"Tidak, Ryu baru sampai," jawab Ryu. "Ayo pulang," tambah Ryu, sembari mengulurkan tangan hendak menggandeng Yasmin pulang seperti biasanya. Dengan wajah penuh sesal Yasmin berkata "Ryu maaf, Yasmin tidak bisa pulang bersama Ryu hari ini," cicit Yasmin pelan. Meskipun begitu Yasmin yakin Ryu pasti mendengarnya. "Yasmin harus kerja kelompok, dengan dua teman yasmin di belakang sana," tambah yasmin sembari menunjuk ke belakang. Tepat pada ke dua anak yang sedang berdiri tidak jauh dari mereka.

Seperti tersengat listrik, Ryu melongo. Baru kali ini Yasmin-nya menolak pulang bersama. Dua anak itu rupanya ha?! Dengan senyuman di paksakan Ryu menjawab " Tidak apa apa, Yasmin kerja kelompok saja dulu... Ryu pulang sendiri saja, besok besok jugah bisa pulang bersama Yasmin lagi kan?". Dengan antusias Yasmin mengangguk "hmm... Besok Yasmin pasti pulang bersama Ryu kok! Janji!". "Yasudah sana! teman Yasmin sudah menunggu! Kasihan kalau terlalu lama ditinggal," balas Ryu sembari mengelus surai Yasmin lembut.

"Yasudah, bye bye Ryu," Yasmin berbalik meninggalkan Ryu, yang kembali memasang muka datarnya. Ryu perhatian pundak Yasmin lekat, lalu beralih pada dua orang yang menyambut Yasmin antusias. Seringaian kembali tercetak pada wajah tampan Ryu. 'yasudahlah besok Yasmin tidak akan bersama mereka lagi bukan?' batin Ryu. Lalu melangkah pergi.

Keesokan harinya, Yasmin mendapat kabar bahwa dua teman kelompoknya kemarin di temukan tak bernyawa di danau tidak jauh dari letak sekolah mereka. Yasmin teramat sedih saat mengetahui kabar mengenai teman temannya. Ryu yang saat itu menemani Yasmin yang masih bersedih di bawah pohon, tersenyum penuh arti. Bukankah sudah ia bilang? Besok Yasmin tidak akan bersama teman temannya lagi?!

Flashback off

~~~
Up lagi dah biar cepet tamat XD
Btw aku rencana bikin cerita ini gk bnyk" amat partnya kok, pling cman 15 part'an itu pun klo bisa. Lagi kurang motivasi soalnya XD

Senja Itu, Jingga Bukan?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang