U:S

1.6K 170 27
                                    

TYPO MY TYPE_

TYPO MY TYPE_

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🌹🌹🌹

Chanyeol merasa bodoh karena menunggu kedua bocah yang ia temui malam itu. Masalahnya ini bahkan hampir seminggu ia singgah dan menunggu di taman ini. Namun sekalipun ia tak pernah melihat batang hidung keduanya, mengapa pula ia percaya. Toh omongan bocah 8 tahun bisa memangnya dipercaya?

Chanyeol menyerah, ini sudah lewat dari waktu istirahatnya. Maka ia pun segera bangkit untuk kembali ke rutinitasnya.


.

.

Sehun memandang hutan lebat di balik jendela kamar buinya. Hijau menghampar, tetapi cukup menyeramkan. Itu kawasan hutan lindung, jadi jangan coba memasukinya jika sayang nyawa. Di dalam sana banyak hewan berbahaya, dan tentu tak nakan sungkan melahap habis tubuhmu.

Sehun merasa jantungnya hidup saat terbesit satu nama dalam pikirnya. Ia meraba dada kirinya, kemudian berucap, "Bahkan dengan memikirkannya saja... aku sudah begini. Mengapa sangat sulit melupakanmu, ini bahkan hampir 9 tahun berlalu, tapi semua masih terasa sama." Ia mengusap air mata yang jatuh menghias sudut mata.

Beginilah jika mencinta berkuasa, manusia dengan suka rela menyerahkan hati. Lalu terikat hal yang tak terlihat. Disakiti bukannya pergi, tapi malah bersembunyi meyakinkan hati.

Jika bisa Sehun ingin mengulang waktu, menolak pesona Chanyeol saat pertama mereka bertemu. Membatalkan semua niatnya dalam merangkai kata setiap malamnya. Menghentikan semua aksi pengiriman berbait-bait ungkapan pada sosok yang hampir menghancurkan seluruh hidupmya. Bahkan dengan terang menunjukan kebenciannya.

Namun, penyesalan itu tak sebanding dengan rasa takutnya saat ini. Orang itu hadir kembali, mendekat tanpa ia sadari. Bahkan Krystal bilang Yeolsen sangat senang dengan kehadirannya. Sehun akui, ikatan darah adalah yang terbaik untuk mempersatukan hal yang sekalipun tak dimengerti, apalagi hal ini.

"Sehun?" Seseorang datang menghampirinya.

Buru-buru Sehun menghapus air matanya, lalu berbalik untuk menyambut orang itu dengan Senyum termanisnya. Tentu untuk apa ia menangisi Chanyeol lagi, pria itu mungkin sudah sangat bahagia sekarang.

"Kau menangis?" tanyanya.

Sehun menggeleng sambil tersenyum lembut. "Ada apa?" tanyanya kemudian.

"Sehun kau tak pandai berbohong, kenapa kau menangis?" tanyanya lagi. Kali ini ia bersimpuh di hadapan Sehun sambil memegang tangannya.

Sehun terkejut, segera ia lepas genggaman tangan dari orang itu. Menyisakan nanar dalam relung hatinya, Sehun berpaling tak ingin menunjukan simpatiknya. "Aku tak apa,  Kai."

Ia beranjak pindah duduk ke samping sehun, karena akan percuma jika ia bersimpuh memohon belas. Sehun tak akan pernah menoleh, pandangnya hanya satu yang entah masih di sana atau hilang.

BLUE✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang