Dua jam sebelumnya..Ada dua tipe manusia di dunia ini; seseorang yang menyukai untuk sekedar menatap pribadi lain yang memiliki paras elok dan seseorang yang memiliki paras elok membenci banyaknya pasang mata yang sering kali menatap.
Namun, siapa yang harus disalahkan tatkala dirinya mendapati kesempurnaan secara fisik dari ujung kaki hingga ujung rambut? Meski dengan awalan jengah, pada akhirnya pribadi itu mencoba acuh.
Sejak lima menit yang lalu, atensi mahasiswa Universitas ternama di Malta diambil alih dengan kedatangan tiga orang pria bertubuh tegap dan pakaian serba hitam. Penampilannya yang begitu kontras menarik atensi banyaknya mahasiswa, terlebih lagi satu pria disana memiliki wajah tampan meski terlihat sangat dingin tanpa senyum.
Tatapan datarnya menatap eksistensi pemuda yang ada dihadapannya. Setelah mengatakan sesuatu, sepasang manik pemuda itu menelisik banyaknya orang di area gedung. Cukup lama hal itu terjadi, sampai akhirnya eksistensi yang dicari menampilkan presensi.
“Itu dia,” ucapnya pada seorang pria berpakaian serba hitam, kemudian beralih, “Corrie!” Ia membawa langkahnya untuk mendekati sang pemilik nama.
“Seseorang mencarimu.” Pemuda itu menunjuk ke pribadi yang masih berdiri tegap, membuat gadis itu mengikuti arah jemarinya, mencipta raut wajah bingung yang langsung terlihat.
Kakinya melangkah ragu, mendekati keberadaan seorang pria tanpa senyum sama sekali, agaknya Dosen yang menyandang status Killer di kampus itu menjadi kalah menyeramkan. Hingga tubuhnya berhadapan dengan tubuh tegap itu, semakin membuatnya bertanya-tanya tatkala mendapati ada dua pria lain bertubuh besar.
Presensinya mengambil alih atensi satu pria dengan mantel panjang berwarna hitam, bahkan bukan hanya pria itu, tapi beberapa mahasiswa yang berada tidak jauh dari keberadaan mereka. Gadis itu memiliki pesona yang kuat. Ah, siapa yang mau menyiakan untuk tidak menatap seorang gadis yang mereka tahu adalah putri tunggal dari seorang pengusaha kaya raya. Gadis itu memiliki wajah cantik dengan ciri khasnya. Parasnya cantik dan begitu teduh. Kulitnya sangat mulus, dari jauh saja seseorang dapat mencium aroma tubuhnya.
“Corrie Ainsley?” Begitu suara baritonnya mengudara, tatapan dingin dengan netra sayup terlihat meski sebagian rambut menutupi area matanya.
Gadis itu mengangguk sembari menelan saliva, sebagai tanda mengakui dua kata yang terucap adalah namanya. Satu tangannya mengambil sesuatu dari mantel hitamnya, “Milikmu?” Tangannya menyodorkan sebuah dompet dengan brand mahal berwarna merah muda.
Corrie sempat terkejut lalu mengangguk mantap kemudian, “Yah, Tuan, ini milikku.” Kedua tangannya meraih dompet itu dari tangan sang pria. Tanpa mengatakan apapun lagi, tiga pribadi itu pergi meninggalkan Corrie yang masih bergeming, pun kakinya melangkah kecil mendekati keberadaan mobil pria itu. “Tuan, terima kasih!” sedikit meninggikan suaranya berharap dapat terdengar.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝙀𝙎𝘾𝘼𝙋𝙀 𝙍𝙊𝙊𝙈
Romance⚠️Be Warned! Contains elements of maturity, harsh words, violence and depression. Corrie Ainsley adalah putri tunggal dari pengusaha terkenal di Malta yang seperti mendapatkan mimpi buruk. Gadis itu menjadi korban atas tindakan Ayahnya yang tidak bi...