★
Corrie menyentuh area bahunya yang terasa pegal. Sejak satu jam yang lalu, manik kembarnya masih setia menatap sayu eksistensi perempuan berambut merah bergelombang yang sedang berbicara mengenai apa saja yang harus ia lakukan selama tinggal di rumah Fortisdevil.
Saat ini, pukul empat sore, Elyse mengumpulkan Corrie dan Ellen di dapur rumah yang cukup luas, beserta satu perempuan lain yang baru diketahui namanya adalah Retha. Elyse menjelaskan kalau mereka harus mengambil alih pekerjaan rumah termasuk memasak, membersihkan rumah dan melakukan pekerjaan layaknya seorang maid. Sementara, perempuan rambut merah bergelombang itu mengatakan kalau tugas dirinya sendiri lebih difokuskan membantu pekerjaan Fortisdevil.
Selain dari Ellen, Corrie tahu mengenai Fortisdevil lebih dalam melalui Elyse, tentang apa saja yang akan mereka kerjakan, bagaimana karakter masing-masing dari beberapa pria yang berpengaruh di Fortisdevil, jam tidur dan pergi, dan apa saja makanan kesukaan mereka. Corrie dituntut mengerti semuanya, seakan dirinya akan tinggal lebih lama bersama Fortisdevil, padahal perempuan itu sama sekali tidak ingin. Corrie ingin pulang.
Elyse juga mengatakan padanya, kalau Vincent termasuk anggota Fortisdevil yang otoriter, suka dilayani, tidak menyukai penolakan, parlente dan melakukan apapun semaunya.
“Kau paham tidak?”
Suara tegas Elyse menghentak Corrie dari lamunanya. Tubuhnya sempat terlonjak, matanya yang sudah begitu sayu sempat membulat karena terkejut. Corrie mengangguk pelan, hari ini ia benar-benar merasakan lelah karena tidurnya yang tidak nyenyak dan sudah menemani Vincent kemana pun.
Elyse merotasikan bola matanya, “Kau, Corrie,” panggilnya terjeda, ekspresi wajah Elyse seperti tengah mengingat suatu hal yang terlupa. “Ah, Vincent ingin dibuatkan Bragioli. Dia mau itu untuk makan malamnya,” imbuhnya.
Kedua alis Corrie terangkat, “Lalu?”
“Yah, kau yang memasaknya! Semua bahan sudah ada di kulkas,” terang Elyse, pandangannya beralih menatap ke arah Ellen dan Retha, “Kalian berdua, siapkan juga makanan yang lain!”
Perkataan Elyse sontak mendapat anggukan pelan dari Ellen dan Retha, sementara Corrie hanya terdiam menatap wanita berambut merah itu yang mulai meninggalkan area dapur. Corrie masih memikirkan apa yang harus ia lakukan untuk memenuhi perintah Elyse, sebab memasak sama sekali belum pernah ia lalukan. Dari menatap punggung Elyse yang mulai menjauh, Corrie beralih menatap Ellen disaat bahunya mendapat tepukan dari wanita itu.
Retha sudah lebih dulu mengambil posisi, mendekati keberadaan kulkas untuk mengeluarkan beberapa bahan yang di simpan di sana.
“Aku belum pernah memasak.” Suara Corrie berhasil membuat Ellen dan Retha menatap bersamaan ke arahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝙀𝙎𝘾𝘼𝙋𝙀 𝙍𝙊𝙊𝙈
Romance⚠️Be Warned! Contains elements of maturity, harsh words, violence and depression. Corrie Ainsley adalah putri tunggal dari pengusaha terkenal di Malta yang seperti mendapatkan mimpi buruk. Gadis itu menjadi korban atas tindakan Ayahnya yang tidak bi...