Abstrax Series [3] : Michael Diraksana
Entah bagaimana ceritanya, Zanna bisa tiba-tiba suka dengan Mike, lelaki menyebalkan yang membongkar rahasia Zanna sejak pertama kali bertemu.
Gadis itu berusaha keras supaya bisa dekat dengan lelaki itu. Hanya...
ZANNA lagi-lagi menghebuskan napas kecewa saat melihat tamu yang ia harapkan tak kunjung datang. Gadis itu melihat ke arah jam dinding yang ada di sana, sudah lewat satu jam, akan tetapi Mike masih belum datang. Bahkan acara potong kue sudah selesai sejak tadi. Tamu-tamu pun sudah mulai berpergian.
"Zanna, sini!" panggil Galih.
Zanna menoleh ke arah ayahnya. Dengan wajah bingung Zanna mendekati Galih. Tumben sekali pria itu memanggilnya. "Iya Pa," balas Zanna setelah berada di sebelah ayahnya.
"Ini kenalkan mitra Papa, Om Satria," ujar Galih.
Mata Zanna pun tertuju dengan pria paruh baya di hadapannya. Pria itu tersenyum kepada Zanna. Zanna pun langsung menyalami tangan pria itu. "Saya Zanna Om," ujar Zanna.
Dengan senyum yang membuat bulu kuduk Zanna merinding, pria itu berkata, "wah, ternyata yang anda katakana tidak bohong. Putri anda benar-benar cantik." Tanpa diduga tangan satunya menyentuh lengan telanjang Zanna lalu mengelusnya.
Zanna masih berusaha tersenyum, padahal gadis itu benar-benar tidak nyaman. Apalagi pandangan pria di depannya selalu tertuju pada dada Zanna.
"Maaf, saya mau ke toilet sebentar," ujar Zanna sambal menarik tangannya dari pengangan Satria. "Pa, Zanna ke toilet dulu ya." Setelah Galih mengangguk, buru-buru Zanna berjalan keluar dari ruangan tempat pestanya diadakan.
Gadis itu berjalan menuju toilet. Di sana ia menatap dirinya di depan cermin, kemudian mencuci tangannya. Entah kenapa firasatnya menjadi tidak enak. Setelah hampir satu menit menatap diri di depan kaca, Zanna pun mengambil tisu untuk mengelap tangannya yang basah, kemudian keluar dari toilet.
Saat hendak kembali ke ruangan pesta, Zanna melihat punggung lelaki yang tengah terduduk di kursi taman. Karena merasa tak asing dengan postur tubuh lelaki itu, ia pun mendekatinya.
Dan benar saja, di sana Mike sedang terdiam sambil menyesap vape nya.
"Mike? Ngapain di sini?" tanya Zanna dengan wajah tekejut.
Mike menoleh ke arah Zanna. Gadis itu terlihat cantik dengan dress birunya itu. Selama beberapa detik Mike menatap Zanna, membuat gadis itu menjadi kikuk.
"Kenapa ngeliatin?" tanya Zanna.
"Nggak boleh?"
"Boleh aja, tapi jangan lama-lama, ntar suka lagi," ujar Zanna sambil duduk di sebelah Mike.
"Ngarep." Mike kembali menghisap vape nya lalu menghembuskan.
Zanna menghirup aroma asap yang dihasilkan dari vape tersebut. Kayaknya enak, batin Zanna.
