3% Berbeda

261 127 70
                                    

Tolong tandai yang typo atau kalimat rancu

***

Zea

Andai saja aku mempunyai Ayah yang memperdulikan anaknya, tak akan aku bersusah payah seperti ini. Ayahku memang membiayakan sekolah ku, tapi tidak dengan kebutuhanku. Aku harus mencari uang sendiri untuk segala kebutuhanku.

Seperti saat ini. Aku baru saja manggung di sebuah caffe yang tidak terlalu besar.

Aku bekerja di dua tempat. Saat pulang sekolah biasanya aku langsung mengganti seragamku dengan baju yang akan ku kenakan untuk manggung. Jika di hari libur aku harus mengganti profesi ku menjadi kasir di salah satu Minimarket di kota ini. Caffe tempatku bernyanyi akan tutup jika dihari libur sedangkan gaji yang kudapatkan dari hasil menyanyi tidak terlalu besar, jadi kuputuskan untuk bekerja tambahan.

Jika kalian menanyakan mengapa Ayahku seperti itu?

Itu semua karena Ayahku menikahi Sekretaris di Kantornya. Aku tidak tahu jika Ayahku menikah lagi, semuanya aku ketahui dari Paman ku yang juga kebetulan rekan kerja Ayahku.

Di hari pernikahan mereka, aku sedang di panggil oleh guru BK Sekolah ku. Beliau bilang, Ayahku sudah mencabut tanggung jawabnya.
Ayahku melepaskan seluruh biaya sekolah dan juga berhenti menjadi donatur terbesar di Sekolah ku sejak 3 bulan yang lalu.

Tentu saja aku syok. Itu artinya Ayah ku tidak lagi membiayai sekolah ku. Mengapa? Aku pun tidak tahu alasan beliau melakukan itu semua padaku.
Dan aku berniat menanyakan semuanya kepada Ayah ku saat pulang sekolah nanti.

Nyatanya, Ayahku tidak pulang ke rumah.

Hari pertama ku pikir dia lembur kerja dan menginap di Hotel.
Hari ke dua pun aku masih berpikir seperti hari kemarin.

Tetapi aku mulai merasa cemas ketika Ayah tidak mengangkat telepon dari ku.
Di hari ke tiga, Paman ku memberi tahu bahwa Ayah telah menikahi Karyawannya dua hari yang lalu.

Setelah itu, Aku tidak pernah bertemu lagi dengan Ayah ku sampai sekarang.

Aku sempat membenci Ayah ku, tapi seseorang datang lewat mimpiku, seorang wanita putih dengan gaun putih bersinar dan mengatakan bahwa aku tidak boleh membenci Ayah kandung ku.

Pukul 9 malam aku pulang dari Caffe. Kebetulan jarak kerumahku tidak terlalu jauh jadi aku berjalan kaki saja, karna jika aku naik taxi akan mengurangi uang yang barusan ku dapatkan dari atasanku.

Badan yang pegal, mata yang ngantuk, dan kaki yang lemas sudah biasa ku rasakan setiap harinya. Lampu yang remang-remang di jalanan membuat penglihatanku menjadi sedikit tidak jelas.

Ku rasakan tubuhku menabrak sesuatu.

"Aw!"

Ternyata aku menambrak seorang pria berbadan tegak.

"Eh sorry."

Setelah mengatakan itu aku hendak melanjutkan perjalananku. Tapi tanganku ada yang menahannya, apakah pria tadi? Bukannya aku sudah meminta maaf?

"Mau kemana?" ucap pria tadi. Aku baru saja melihat wajahnya itu, tampan sekali. Ku kira dia seorang bapak-bapak tapi ternyata, oh shit dia seumuran ku. Dan aku memberitahu kalian bahwa dia... tampan sekali!

"Bukan urusanmu." aku langsung menarik tanganku yang dia genggam.

"Keliatannya lo cewe baik-baik."

Apa maksudnya? Aku memang perempuan baik-baik bukan? Memangnya aku terlihat nakal?

"Menurut lo?"

GAJIMA [If You Need Me]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang