1

2.7K 405 63
                                    

- Sepasang -


Hangyul itu cinta sekali mengusili Yohan, katanya kalo ngeliat muka kesel Yohan pas diusili itu bisa memuaskan batin Hangyul. Entahlah maksudnya gimana, pokoknya Hangyul suka banget ngusilin Yohan sampe yang diusilin mencak-mencak, karena emang Yohan gampang banget dongkol sama yang namanya Hangyul.

Misal kaya hari ini, keduanya baru sampai di kelas tepat sebelum bel masuk berbunyi. Ini gara-gara Hangyul si raja kebo yang susah banget dibangunin. Sudah tahu PR-nya banyak, tapi Hangyul sok-sokan multitasking, ngerjain PR sambil nelfon gebetannya. Walhasil jam 2 malem baru selesai ngerjain, padahal itu PR juga hasil nyalin punya Yohan.

"Gyul, buku gue mana?" Tanya Yohan sambil mengadahkan tangannya ke Hangyul

Hangyul menaikkan alis, terlihat mengingat-ingat lalu menepuk jidat lebarnya sendiri, "Mampus Han."

"Gyul, jangan becanda lo." Wajah Yohan mendadak tegang

"Maaf Han. Tadi gue buru-buru karena lo udah ribut manggilin gue, gue lupa masukin buku kita ke tas. Semalem kan gue langsung molor. Maafin Hangyul." Ucap Hangyul dengan wajah bersalah

Seketika Yohan lemas, rasa-rasanya ia ingin menangis dan pulang saja.

Baru saja Yohan ingin memaki Hangyul, Bu Sri, guru Akuntansi tergalak se-Nusantara udah masuk ke kelas. Kelas XII IPS 7 yang tadinya ribut langsung kicep begitu melihat gurat-gurat galak di wajah Bu Sri.

"Pagi anak-anak." Suara Bu Sri terdengar lantang, bikin Yohan makin keringet dingin karena dia ga bawa PR

Liat aja, abis ini Yohan bakal diemin Hangyul selama seminggu. Kalo perlu, Yohan ga akan lagi minjemin PR ke Hangyul.

"Pagi bu."

"PRnya dikumpulkan, kita koreksi bersama. Yang tidak mengerjakan PR silahkan keluar." Perintah Bu Sri tanpa basa-basi

Sekelas mendadak ribut, tiap anak nyari buku mereka di tas dan mengumpulkannya ke meja guru. Hanya Yohan yang diam aja, ia sudah siap untuk keluar dari kelas bersama Hangyul. Hangyul pura-pura mengobrak-abrik tasnya.

"Ga usah sok deh lo, keluar aja njing." Bisik Yohan kesal

"Eh anjir, bukunya kebawa dong." Kata Hangyul sambil menarik satu buku tebal dari tasnya, "Punya gue ada, Han."

Yohan kaget, "Lah punya gue? Kebawa juga kan?"

Hangyul menggeleng dengan ekspresi sedih yang dibuat-buat

"Hangyul, Yohan. Mana buku kalian?" Tanya Bu Sri yang sudah memperhatikan duo itu karena sekelas udah ngumpulin semua

"Ini bu." Hangyul maju ke depan dengan wajah songongnya

Yohan menatap Hangyul sengit, rasa-rasanya ingin misuhin Hangyul sekarang juga terus nyekik dia sampai mati dan membuang jasad Hangyul ke sungai belakang sekolah.

"Punyamu mana, Yohan?" Bu Sri menatap Yohan dengan tatapan mengintimidasi

"Anu bu–"

"Ck, anu anu. Saya ga suka ada kata anu, alasan saja. Keluar sana."

Yohan benar-benar ingin menangis. Matanya sudah perih. Ia berdiri dari kursinya dengan berat hati.

"Cek dulu tasmu, Han. Siapa tahu keselip." Celetuk Hangyul tiba-tiba

Mati aja lo, Hangyul. Batin Yohan, namun mengikuti perintah Hangyul walaupun ia tahu dia ga bakal nemuin bukunya disana. Hangyul cuma mengulur waktu.

Yohan mengedip tidak percaya, ia melihat buku bersampul batik biru sudah mejeng cantik di dalam tasnya, buku tugas Akuntansinya ada disana. Padahal Yohan yakin betul bukunya terakhir dibawa Hangyul semalam dan Hangyul sama sekali belum balikin.

Sepasang +yohangyulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang