Hancur

3.4K 180 8
                                    

Sudah sebulan setelah kejadian itu terjadi. Deo seperti mayat hidup saat ini. Tak ada gairah, tak ada semangat. Diam, itulah yang dia lakukan setiap saat. kadang tanpa sadar air matanya mengalir deras.

Minggu pertama ia lalui dengan menangis setiap saat, menyesali setiap perbuatannya. Terkadang juga memukuli dan membenturkan kepala serta badannya karena jijik pada dirinya sendiri. Tak ada seorangpun disisinya, tempat bersandar, tempat berkeluh kesah. Tak mungkin ia menelfon ayahnya dikampung, ia belum sanggup menceritakan semua nya pada orang terkasihnya itu, ia takut membuat ayahnya kecewa padanya.

Ia hampir ditemukan meregang nyawa di dalam kostnya, jika ibu kost tak menggebrak-gebrak pintu kusam itu penuh kesetanan. Untungnya ia masih bisa bertahan selama seminggu. Dan hanya menangis setiap saat, tanpa beranjak dari kasur kusam di kostnya.

Seperti timenya tepat. Saat itu ibuk kost-buk Rohima-tak melihat penampakan Deo keluar-masuk kerumah kostnya selama seminggu ini. Biasanya Deo tiak lupa menyapanya meskipun dengan senyuman kecil jika bertemu. Jika pergi-pun Deo mentipkan kunci kostan kepadanya.

Sebagai orang yang mempunyai kostan tentu buk Rohima berinisiatif mengunjungi Deo dan menanyakan kabarnya. Karena ia tak mau sesuatu terjadi dengan para penghuni kost-kostan nya, sebab kenyamanan dan keamanan itu lah yang penting menurut bu Rohima.

Lima menit berlalu setelah ia mengetuk pintu kusam itu,tak ada jawaban. Ia mengetuk sekali lagi berharap Deo segera menjawab namun lima belas menit berlalu tak jua mendapat jawaban dari Deo. Dengan tak sabaran buk Rohima mengetuk, sepertinya bukan lagi mengetuk tetapi menggendor dengan keras seperti orang kesetanan. Tak jua mendapat jawaban buk Rohima segera mendobrak pintu kusam tersebut dibantu oleh beberapa anak kampus yang kebetulan lewat.

Ia ngeri melihat penampakan Deo saat itu, rambut berantakan, bibir pucat dan pecah-pecah, mata merah membengkak serta kulit bercak-bercak merah sehabis di garuk keras jangan lupakan bajunya yang berantakan.

Buk Rohima segera membawa Deo ke rumah sakit terdekat di bantu oleh anak-anak yang menolongnya mengdobrak pintu kostan Deo.

Selama dua hari Deo tak sadarkan diri. Ibuk Rohima yang selalu menemani Deo dan membayar semua biaya rumah sakit. Sebab ia tau Deo tak mungkin mempunyai uang untuk membayar biaya rumah sakit, ia pun hanya mengandalkan uang tabungan yang ia punya. Ntah apa masalah Deo saat itu, ibuk Rohima hanya bisa membantu semampunya sebab dia juga bukan orang yang berada.

Pertama kali bertemu dengan Deo, ibuk Rohima begitu mengagumi tingkah laku dan parasnya. Ya meskipun, Deo tak cantik tapi sedikit manis dengan muka kecil cubby nya. Tingkah laku nya juga sangat sopan meskipun jarang bersosialisasi dengan orang sekitar dan jarang bicara, tapi buk Rohima tau bahwa Deo adalah orang yang baik.

Sosok Deo begitu pekerja keras dimata buk Rohima, tak ada lelah untuk menggapai cita-citanya. Buk Rohima tau bahwasanya Deo adalah orang kampung. Merantau kekota untuk melanjutkan pendidikan, dengan tujuan semoga bisa merubah garis takdirnya menjadi lebih baik. Sama seperti orang-orangan yang menghuni separuh konstnya. Merantau, merubah garis hidup. Ada yang mengejar pendidikan, bekerja dan lain sebagainya.

Mangkanya ibu Rohima rela mengeluarkan sedikit uangnya untuk membayar biaya rumah sakit Deo sebulan yang lalu. Karena buk Rohima tau bagaimana rasanya menjadi Deo, sebab buk Rohima sudah biasa dengan asam garamnya hidup.

Dua minggu ini, setelah Deo keluar dari rumah sakit. Buk Rohima datang membawa makanan atau apapun yang bisa dimakan oleh Deo. Dan Deo harus betrest selama seminggu dirumah sakit karena tubuhnya sangat lemah.

Mommy NerdTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang