Benar-Benar Bertemu

1.2K 129 40
                                    

Deo duduk dengan gelisah. Menatap lama pada pintu yang ada di depan matanya. Rasanya ia ingin pulang saja. Cemas begitu besar menggorogoti dirinya sampai ke tulang. Entah apa yang di takuti. Rasa tak terima mungkin masih menguasai dirinya saat ini.

" Selanjutnya, Ibu Deolinda Griyanti" Suara perawat mengembalikan dunia Deo. Buk Rohima menggandeng Deo berjalan ke dalam ruangan. Deo? Dia hanya mengikuti saja kemana tangannya di seret buk Rohima.

" Selamat siang buk Deo " Dokter di depannya tersenyum manis ketika ia dan buk Rohima sudah ada didalam ruangan tersebut.

Hanya buk Rohima yang menyahut ketika Dokter tersebut menyapa. Deo? Jangan tanyakan lagi dia. Deo hanya diam terpaku, seperti bukan berpijak di bumi.

"Silahkan duduk buk" Dokter Hany menyuruh Deo dan buk Rohima duduk. Dengan pelan namun tegas buk Rohima menarik tangan Deo agar duduk.

Deo duduk dengan gelisah. Sama seperti di ruang tunggu tadi. Ruangan Dokter Hany yang memajang segala tentang kehamilan dan melahirkan menambah parno pada diri Deo.

" Keluhan apa saja yang ibu rasakan saat ini? " Dokter Hany bertanya dengan lembut. Deo masih asik dengan dunianya sehingga ia tak merespon apa yang di tanyakan Dokter Hany. Buk Rohima yang sadar segera menyenggol lengan Deo.

" Di tanyain itu kamunya nak "

Deo hanya menggaruk tengkuknya yang tak gatal. " Ngak banyak keluhan kok Dok, cuma kadang-kadang suka mual kalau mencium aroma menyengat " Jawab Deo dengan malu.

Dokter Hany tersenyum melihat tingkah Deo yang malu-malu "Itu hal yang wajar bagi ibu hamil buk. Baru anak pertama ya?" tanya Dokter Hany.

Deo hanya mengangguk saja sebagai jawaban. Ntah anak pertama untuknya atau bisa jadi yang terakhir juga.

"Sekarang kita periksa ya, kita lihat dedek bayinya" Dokter Hany berdiri mempersilahkan Deo tidur di atas brangkar yang sebelahnya sudah ada monitor untuk USG.

.............................................

Semuanya berjalan dengan lancar, Dokter Hany mengatakan semuanya baik-baik saja. Anak dalam kandungannya sehat dan juga tumbuh dengan baik, Deo di sarankan meminum susu ibu hamil dan juga menjaga pola makan, mengurangi begadang dan juga berfikir terlalu keras sebab itu akan berpengaruh pada perkembangan janinnya.

Sekarang Deo dan buk Rohima sedang mengantri di depan apotik Rumah sakit untuk mengambil obat yang diresepkan oleh Dokter Hany.

Deo sedang mengedarkan pandangannya ke seluruh arah. Matanya terpaku, dirinya tertegun, orang yang didepan sana, yang sedang celingak-celinguk ntah mencari siapa adalah orang yang sama dengan orang yang telah menidurinya. Wajahnya memucat, segera Deo mengalihkan tatapannya. Menutupi wajahnya dengan buku yang diambilnya di rak sebelah, pura-pura membaca tapi matanya memerhatikan gerak-gerik laki-laki itu.

Deo berharap laki-laki itu tak mengenalinya, sungguh Deo belum sanggup menerima semua ini terlebih jika bertemu dengan laki-laki itu. Matanya masih terpaku pada laki-laki berkulit sawo matang itu, sepertinya dia sedang memberi instruksi pada temannya. Dengan susah payah Deo menyembunyikan wajahnya, hingga buk Rohima di sampingnya merasa heran dengan tingkah aneh Deo.

"Kamu kenapa nduk? Gelisah gitu?" Tanya buk Rohima.

Deo hanya menggelengkan kepalanya lalu tersenyum, melanjutkan acara membacanya yang pura-pura sambil mengedarkan pandangannya ke tempat laki-laki tadi berada. Namun, orang yang seharusnya berdiri disana tidak ada dalam jangkauan mata Deo.

"Kemana perginya laki-laki tadi?" Batin Deo.

Di turunkannya buku yang tadi menutupi wajahnya, mengedarkan kembali pandangannya ke seluruh penjuru tak dilihatnya lagi laki-laki itu. Deo menghembuskan napas lega.
Bertepatan dengan itu nama Deo di panggil oleh apoteker untuk mengambil obatnya.

Mommy NerdTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang