07. manis

509 72 4
                                    

"kenapa ke sini lagi?"

yoichi bertanya lantang, sebab baru membuka pintu kamarnya di pagi yang awalnya ia kira akan indah tanpa aba-aba langsung diberi sambutan pemuda dengan senyuman khas. Senyuman yang ditampilkan tiap pagi sejak makan malam mereka berdua lima hari lalu.

betul. sudah terlewat lima hari. secara berturut-turut pula pemuda bernama michael berkunjung ke rumahnya.

tiap ditanya alesannya ingin bermain. mungkin karena kakek michael dekat dengan nenek yoichi makanya laki-laki itu tidak pernah dimarahi jika masuk rumah tanpa mengetuk, seperti maling saja.

"bosen, ayo kita liat sapi. katanya sapi pak jamal beranak, pasti lucu kayak muka lo."

dengan muka super datarnya yoichi menolak. "engga dulu."

kemudian menutup pintu kamarnya sebelum ditahan oleh tangan michael.

"kalo anak kambing mau?"

"engga. hari ini gue mau di kamar aja."

michael menampilkan senyum kecut perlahan, niatan membujuknya ia tahan. sepertinya ia sudah cukup menganggu waktu yoichi selama ini. tangannya ia turunkan perlahan dari pintu lalu sekali lagi ia menatap wajah yoichi yang selalu tampak masam hingga benar-benar hilang dibalik pintu.

disisi lain yoichi sedikit termenung, di kepalanya masih tercetak jelas ekspresi michael, dalam hati bertanya tumben ia tidak dipaksa seperti sebelum.

yoichi masih berada di posisinya, ia baru berpindah untuk duduk di kasur setelah merasa sosok michael keluar.

isi kepalanya tanpa izin membawa kembali ingat kejadian belum lama ini— kemarin sore. saat dirinya dan michael jalan-jalan sore, ah lebih tepat jika dibilang michael yang mengikutinya sepanjang hari, tanpa sadar membawa mereka ke tepi sungai.

itu pertama kalinya yoichi dan michael saling bertukar kata-kata tanpa disertai candaan.



———





"enak ya tinggal di sini."

michael duduk di atas pasir yang agak lembab. di sampingnya ada yoichi yang mengambil duduk dengan jarak cukup jauh. michael senang meski tak tahu suaranya sampai atau tidak, lebih baik begini dari pada ditinggal.

michael sadar, yoichi bukan orang yang buruk, hanya sedikit galak dan agak lemot memahami situasi. namun kalimat yang keluar dari mulut yoichi memang dapat diberi nilai minus sebab pernah menusuk ulu hatinya.

"setuju."

sehabis mendengar kata barusan michael buru-buru menoleh ke samping, mendapati yoichi yang mengangkat sebelah tangan. michael dibuat tersenyum tipis dulu sebelum bertanya maksud dari tingkah aneh pemuda lebih pendek itu.

"lu ngapain?"

"saking setujunya tangan gue gak bisa turun," jawab yoichi dengan enggan menatap lawan bicara.

"lucu ya."

yoichi merinding, secepat kilat tangannya turun. dan lagi-lagi michael tersenyum.








hening beberapa menit, keduanya menatap senja. matahari sebentar lagi akan menghilang dan tugasnya digantikan oleh sang bulan. semilir angin sejuk menerbangkan helai rambut dua laki-laki yang baru menjadi teman itu. kalau boleh jujur, selamanya dalam keadaan seperti sekarang bukanlah masalah.

semuanya terasa damai.


yoichi melirik michael, wajah laki-laki menyebalkan itu tampak sendu, baru kali ini ia melihatnya. ajakkan untuk pulang yang sempat ingin yoichi lontarkan berganti dengan kalimat baru yang menjadi awal berbincangan serius di antara mereka.

take a break | kiisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang