Pagi yang cerah, matahari sudah naik ke singgasananya. Sinarnya menyinari kamar seorang gadis yang masih bergelung di bawah selimut.
"DENARA... BANGUN, SAYANG!"
"SERAGAM SEKOLAHNYA ADA DI LEMARI KAMU, YA!"
Teriakan dari Diana membuat Denara refleks bangun dari tidurnya. Ia melihat jam digital diatas nakasnya.
6.24 a.m
What the?!
"OMAA!! ARA TELATT!!"
Setelah berteriak, Denara langsung berlari secepat kilat ke arah kamar mandi.
Sedangkan Diana yang sedari tadi berada di depan pintu kamar Damara, hanya terkekeh geli dan menggelengkan kepalanya pelan.
***
Tuk tuk tuk
Bunyi ketukan sepatu dilantai membuat Diana yang sedang menyiapkan sarapan, menoleh ke asal suara. Tepatnya, kearah cucu satu - satunya yang tiba dengan wajah di tekuk.
"Kamu kenapa sih mukanya? Ayo sini sarapan dulu," ajak Diana.
"Nggak bisa, oma. Sekarang udah hampir jam 7. Bisa - bisa Ara telat nanti, ke sekolahnya."
"Lho? Kata siapa telat? Sekolah kamu masuknya setengah jam lagi."
"Eh?"
Diana yang melihat ekspresi bingung Denara, tertawa kecil.
"Iihh oma! Kok gak bilang sih ke aku. Kalo tau gitu mah gak usah cepet - cepet tadi mandinya."
"Iya deh, iya. Maafin oma, ya. Yaudah sekarang sarapan dulu."
"Iya, oma."
***
Sebuah mobil sedan mewah, berhenti di depan gerbang sebuah bangunan yang bertuliskan 'SMA HANDIRA'.
Seorang gadis cantik turun dari mobil, membuat perhatian orang - orang disekitarnya teralih padanya.
Gadis itu tersenyum ramah ke arah orang - orang yang melihatnya.
"Wahh ada murid baru."
"Cantik bangeet."
"Masih cantikan gue."
"Waw ada bidadari turun dari mobil dihadapanku, eaa~"
Denara terus berjalan menuju ruang kepala sekolah.
Saat di belokan, Denara terdiam. Ia bingung harus belok ke arah mana untuk sampai ke ruangan kepala sekolah.
"Aduh, tadi oma bilangnya belok mana ya?" Denara bertanya kepada dirinya sendiri.
Denara menyapu pandangannya ke sekeliling, siapa tahu ada orang yang bisa ia tanyai.
Saat melihat ke arah kanan, disana ada sebuah pot yang akan jatuh ke bawah, kearah seorang laki - laki yang sedang berjalan.
Dengan refleks Denara Memejamkan matanya sambil berteriak,
"AWAS! BERHENTI!"
Hening.
Denara heran karena tidak mendengar suara apapun.
Karena penasaran, akhirnya ia membuka matanya.
Betapa terkejutnya ia saat melihat pot yang akan jatuh, melayang di udara. Laki - laki itu pun terdiam seperti patung. Bahkan, semua orang di sekelilingnya seperti patung, tidak bergerak sedikit pun.
KAMU SEDANG MEMBACA
DENARA
FantasyDia, gadis yang spesial. Dia, bisa melakukan apa yang diluar nalar manusia. Dia, tidak tahu apa yang terjadi pada dirinya. Sampai suatu saat dia bertemu dengan beberapa orang yang juga sama sepertinya. Dan dia, sebagai pelengkap.