Part 5

12 1 0
                                    

Dua orang berbeda jenis masuk ke dalam kelas 11 IPA 1. Mereka adalah murid baru yang heboh dibicarakan seantero sekolah.

"Wahh!!"

"Hahaha....!!"

Itulah reaksi dari seluruh penghuni kelas, kecuali Bu Nina dan Denara.

Mereka kaget sekaligus merasa lucu. Bagaimana tidak? Murid baru yang mereka hebohkan, ternyata hanyalah orang - orang cupu.

"Baiklah, perkenalkan diri kalian," perintah Bu Nina, menghentikan tawa dari penghuni kelas, kecuali Denara yang hanya diam saja.

"Hai, aku Ravanza Aditama. Kalian bisa paggil aku Rava," ujar siswa baru laki - laki, yang memakai kacamata bulat.

"JANGAN PANGGIL AKU RAVA, PAMAN! HAHAHA..."

"HAHAHA..."

Salah satu biang kerok di kelas, namanya Ucup, berteriak dengan tawa yang keras. Diikuti dengan siswa lainnya yang juga menertawakan dua murid baru itu.

"Hei, sudah-sudah! Kalian ini, tidak baik begitu. Silakan dilanjutkan," Bu Nina melerai mereka yang tertawa, kemudian mempersilahkan murid baru itu melanjutkan perkenalannya.

Perempuan di sebelah Rava, yang juga memakai kacamata bulat dan rambut yang dikepang dua, memperkenalkan diri, "Halo, aku Savana Aleanza. Kalian bisa panggil aku Sava. Di sebelahku ini, kembaranku, tapi tidak identik."

"Kembar? Pantesan, sama - sama cupu! Hahaha..." Mereka kembali tertawa.

Rava dan Sava hanya diam, dengan ekspresi yang sulit diartikan.

"Sudah, sudah, kalian ini! Tidak baik seperti itu. Mereka juga teman kalian," Bu Nina menghentikan Tawa mereka, lagi.

"Baiklah, Rava dan Sava, silakan duduk di bangku yang masih kosong," Lanjut Bu Nina.

"Baik, bu," jawab Sava dan Rava serempak. Lalu mereka berjalan ke bangku yang masih kosong, di sebelah kiri dan di belakang Denara.

"Hai, aku Denara," sapa Denara kepada mereka berdua, seraya tersenyum.

"Hai, Denara. Senang bertemu denganmu," balas Sava dengan senyuman juga. Ia duduk di sebelah Denara.

"Ya sudah, kita masuk ke pelajaran hari ini. Buka buku Mandiri halaman 36," Bu Nina memulai pelajaran.

***

Bel istirahat sudah berbunyi. Mereka semua berbondong - bondong keluar kelas. Begitu juga dengan Denara.

Saat akan keluar kelas, Radar menghampiri Denara, mengajaknya ke kantin bersama.

"Hai, Ra. Mau ke kantin? Gue ikut, ya?"

"Eh, hai, Dar. Iya, aku mau ke kantin." Balas Denara dengan senyumannya.

Setelahnya, mereka berdua berjalan beriringan.

Di sisi lain, ada seorang gadis yang melihat mereka berdua dengan pandangan marah, ia mengepalkan tangannya.

"gue gak akan biarin lo ngerebut Radar dari gue."

***

Denara dan Radar memasuki kantin. Mereka mengedarkan pandangan ke penjuru kantin, mencari meja yang masih kosong. Tak lama, ada yang memanggil Mereka.

"Woi, Denara! Radar! Sini woy!" Radit berteriak memanggil mereka berdua.

"Ck, si Radit kalo teriak gak kira - kira," Radar memutar bola matanya malas, seraya berjalan ke arah Radit dan kedua sahabatnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 22, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DENARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang