Noni sedang sibuk menyisir rambutnya yang sebenarnya sudah rapi. Satu panggilan masuk. Noni buru-buru melihat siapa gerangan yang menelpon. Saat melihat namanya, Noni sedikit kecewa.
"Non." Suara di sebrang sana menyapa.
"Ya?" Jawab Noni malas.
"Lagi apa?" Tanya laki-laki itu dengan suara yang Noni tahu maksudnya.
"Mau curhat ya?" Kata Noni.
"Eh kok tau?" Tanyanya lagi.
"Ya kalau udah manggil nama gitu pasti ada sesuatu." Jawab Noni.
"Si Mai ngambek nih, udah 2 hari gak mau angkat telpon, chat diread doang gak dibales, kenapa ya?" Suara kesal terdengar.
"Kok nanya aku? Dia kan pacarmu." Noni bertanya balik.
"Yaelah, dia kan sering cerita-cerita ke kamu." Jawab laki-laki itu.
"Sudah seminggu pacarmu judesin aku terus tuh, kenapa coba?" Noni bertanya heran.
"Hah kok bisa?" Si laki-laki juga heran.
"Kamu pacarnya, harus lebih tau dong dari aku." Jawsv Noni santai.
"Tanyain lah Non." Pintanya.***
"Mai, si Di nanyain kamu tuh, lagi ada masalah?" Noni mengirim pesan kepada Mai.
"Bilangin ke dia gak usah cari-cari aku. Jadi cowok gak ada romantisnya, masak anniversary ke 7 bulan ini dia lupa sih." Mai segera membalas. Noni mengirim balasan pesan Ma kepada Ardian.
"Tuh udah tau kan alasannya ngambek." Kata Noni melalui telpon.
"Astaga kayak orang hamil aja ada 7 bulanan. Mana ingat, tanggal jadian tiap bulan dirayain unfaedah." Jawab Ardian.
"Buat kamu unfaedah buat Mai kan berarti, kamu milih dia ya harus terima dong dia emang gitu." Bela Noni.
"Kalau dia pengen aku jadi cowok romantis aku gak bisa, mending sama kamu aja ya Non, kamu kan gak bisa diromantisin, klop deh kita." Ardian protes.
"Eh Di, Mai bilang nih ke aku kamu baiknya cuma sama aku aja, makanya dia seminggu ini judesin aku." Noni membacakan pesan Mai.
"Terus kamu bilang apa ke dia?" Tanya Ardian.
"Aku bilang kita cuma sahabat, aku udah punya pacar. Dia kayaknya salah paham deh." Jawab Noni.
"Emang kamu punya pacar?" Ardian terkejut. Kenapa dia bisa tidak tahu begitu pikirnya.
"Punya, baru kemarin jadian. Kamu kenal kok, kamu kan yang kasih nomorku ke dia." Noni terdengar antusias sekali.
"Siapa?" Tanya Ardian penasaran.
"Arka." Jawab Noni santai. Wajah Ardian tiba-tiba berubah.
"Sialan. Aku gak pernah kasih dia nomor kamu." Suara Ardian meninggi di sebrang sana.
"Oh ya?" Noni seperti tak peduli.
"Dia pasti ngambil tanpa izin nih di hpku." Ardian tak terima.
"Yaudah gak apa-apa, kamu baik-baik sama pacarku ya, awas aja kalau kamu cari gara-gara kayak kemarin-kemarin." Ancam Noni.
"Pacarmu lemah mental sih kemarin, cuma digertak dikit aja udah putus sama kamu." Ardian menjawab dengan kesal.
"Gertak dikit apanya? Kamu ngajak orang tinju di ring alasannya kenalan tapi kamu buat babak belur?" Noni tak kalah kesal mengingat nasib para laki-laki yang mendekatinya sebelumnya.
"Pacarmu harus bisa ngalahin akulah, kamu aja bisa hajar aku sampai babak belur, masak pacarmu lemah rapuh payah." Ardian berkata santai.
"Arka kan sering menang lawan kamu." Noni bangga. Ardian tersenyum kecut di sana.
"Sering menang soalnya dia curang." Ardian tak mau kalah.
"Terserah deh. Di udah ya, aku udah dijemput Arka nih, kami mau keluar makan malam, bye." Telpon diputus Noni.***
Di kamarnya, Ardian sibuk memaki maki pacar baru Noni; Arka sahabatnya sendiri. Cowok mah gitu, pacaran sama siapa hatinya sama siapa, eh ketikung sahabat sendiri emang sakit cuk. 😅
Jangan lupa vote dan tinggalkan komentar ya. 😍
![](https://img.wattpad.com/cover/197946383-288-k268566.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Jamais vu
General FictionKumpulan cerita mini tentang terjebak antara perasaan dan persahabatan. Katanya kita tak bisa memiliki semua hal dalam waktu bersamaan, selalu ada yang dikorbankan. Kamu lebih memilih mana? persahabatan atau perasaan? Kamu tak mau menjawab ya? Raha...