"Eh, ra orang - orang banyak yang gosipin lu anjir, bikin ulah apaan lu?" tanya Ghenia
"Apaan anjir? Gue ga ngapa ngapain deh perasaan" jawab Aurora
"Serius?" Aurora mengangguk, Ghenia mendengus.
"Tumben lo gak tau gen? Biasanya kan lo paling apdet tuh sama hal begituan" Ghenia hanya diam tak membalas, Ghenia terlihat merogoh sakunya mengeluarkan smartphone miliknya, Aurora melirik layar smartphone Ghenia, Instakilo.
"Ah!" Ghenia menjentikkan jarinya,
"Apaan?"
"Ternyata, para cewek cewek yang ngeliatin lo itu gara gara kejadian tadi pagi, pas lo nabrak Alvaro tanpa minta maaf" jelas Ghenia
"Alvaro?" Aurora menaikkan sebelah alisnya.
"Lo gak tau Alvaro?" Aurora menggeleng.
"Gimana si lo ra? Ah! Gak tau apa apa gini"
"Aelah, lagian ngapain si, gak guna"
"Serah ra serah" Aurora hanya mengedikkan bahunya, tak peduli.
"Btw, Gen Fisika udah belum?" tanya Aurora
"Udah lah, kenapa?" Ghenia menoleh, melihat Aurora yang kini menjelma menjadi orang gila, cengar - cengir tidak jelas, Ghenia mendengus paham akan perilaku sahabatnya.
"Ogah, hasil mikir ini" Ucap Ghenia menjawab permintaan Aurora yang tak terucap.
"Halah, nyontek gugel aja sombong lu" Ucap Aurora sengit.
"Bacot, lu ra" Ucap Ghenia tak kalah sengit.
Mereka berdua terkenal dengan ucapan kasarnya, berbagai umpatannya yang tak sungkan - sungkan keluar begitu saja, dikelasnya.
Ting ting!
"mampus, bel masuk. Ghen ghen! Plis dong gue nyontek anjir, nanti gue turutin 1 permintaan lo deh!" tawar Aurora, Ghenia terlihat sedang berpikir.
"Fine!, gue terima tawaran lo!, nih bukunya" Aurora mengambil buku yang berada di tangan Ghenia secepat kilat.
5 menit berlalu, Aurora masih terlihat mencatat di bukunya, tepat saat Aurora menyelesaikan catatannya pintu kelas diketuk 3 kali dan seorang guru wanita dengan tatapan tajamnya memasuki kelas, Bu Killarin, guru mata pelajaran Fisika yang dikenal paling Killer seantero Zavielix High School;
Seketika kelas menjadi hening, tak ada yang berani bergerak atau berbicara."Kumpulkan tugas kemarin!" suruh bu Killarin dengan tegasnya, membuat bulu kuduk para siswa berdiri. Aura bu Killarin itu gak main - main, kalo kata Ghenia sih kaya aura setan.
Dasar laknat.
Sang ketua kelas berdiri, mengambil tugas murid satu-persatu. "Yang tidak mengerjakan silahkan maju ke depan!" Hening, masih belum ada yang berani berdiri, "CEPAT!!" Terkejut, semua murid bergegas menetralkan detak jantung mereka, 1 orang, 2 orang, 3 orang maju ke depan, 2 orang cowok yang sudah menjadi langganan BK, Zeal, dan Celvin Satunya lagi cewek yang suka ngerusuh di kelas, Verronica.
"Kalian! Kenapa tidak mengerjakan tugas, ha?!"
"Aduh, bu saya pusing bu, ibu mah saya juga manusia bu, bukan robot" keluh seorang cowok bernama Zeal. Bu Killarin hanya memelototkan matanya, kemudian menghela nafas.
"Kalian bertiga!, lari di lapangan basket 15x, dan untuk kamu, perempuan! 10 x, setelah itu, kerjakan soal bab 5 sampai 7. Nah, Aurora! Kamu ikut mereka, awasi mereka!" suruh bu Killarin 3 siswa tadi hanya meringis, putusan bu Killarin tak akan bisa dibantah. Aurora berdiri, menoleh pada Ghenia dan mengedipkan sebelah matanya, berniat menggoda Ghenia karena Aurora bebas dari Fisika, lalu mengikuti 3 orang tadi dari belakang.
Di koridor, "Mampus kan lu pada" Kata Aurora, "Ck, Ra! Lo juga hasil nyontek Ghenia gausah songong deh" sahut Verronica, "Seenggaknya gue usaha lah anjir" Verronica hanya memutar bola matanya.
Sesampainya mereka di lapangan Aurora langsung menyuruh mereka untuk berlari sesuai yang sudah bu Killarin tentukan "WOY WOY, LARI LARI CEPETAN, VERO 10X PUTERAN, JELI SAMA KELPIN 15 KALI PUTERAN, AWAS YA LU PADA! GUE AWASIN!" Teriaknya dengan mengarahkan kedua jarinya pada matanya dan mata ketiga orang itu satu satu."Bawel lu Geondok" timpal Zeal
"Bacot lu jeli sana lari!" jawab Aurora."WOY, WOY! LARI WOY BUKAN JALAN HEH, ENAK AJE LU!"
"JELI 5 KALI LAGI WOY, LARI HEH!"
"PERO 2 KALI LAGI ANJIR LARI WOYYY!!!!"
"BACOT LU RA, ANJIR" Teriak Verronica sembari berlari. "BODO AMAT"
Mereka bertiga selesai menjalankan hukuman dari bu Killarin ditemani dengan berbagai macam teriakkan yang memekakan telinga dari Aurora, mereka bertiga menghampiri Aurora. "Nih, nih mumpung gue lagi baik, gue beliin akua neh!" Verronica, Celvin, dan Zeal menerima botol minuman yang diberikan Aurora.
"Udah, balik kelas ayo!" Ajak Aurora menarik tangan Verronica yang ogah-ogahan berjalan diikuti Zeal dan Celvim yang juga malas-malasan berjalan.
Sesampainya dikelas, mereka disambut dengan kebisingan yang diciptakan oleh penghuni kelas, "lo bertiga!, kerjain soal bab 5 sampe 7 jangan lupa! Awas lo pada ya! " Aurora mengacungkan jari telunjuknya, mengancam.
"Ghen, ada tugas ga?" Aurora mendudukkan tubuhnya dikursi samping Ghenia, Ghenia menggeleng.
🌵🍁🍀
"Nah, tuh Ra, yang namanya Alvaro!" kata Ghenia sembari menunjukkan seseorang yang dimaksudnya, Aurora tak mau repot-repot menoleh, mengangkat bahunya tak peduli, mending fokus pada makanan didepannya.
"Ck, lo tuh Ra!, lo jadi bahan gosip kok b aja si anjir?" tanya Ghenia heran, "Udah biasa, udah kebal" jawab Aurora.
"Tapi nih ya ra!, sekebal apapun lo cewek disini ganas-ganas anjir" Ucap Ghenia
"Gue nggak tuh" Ghenia mendengus mendengar pengakuan sahabatnya itu yang masih saja fokus dengan seblak dihadapannya.
Ghenia hampir tertawa lepas melihat Aurora yang mengeluarkan lidahnya akibat kepedasan.
"Ghen, ghen aduh, beliin gue minum sama coklat dong, plis elah hahh" Ghenia berdiri dan membelikan Aurora minuman dan coklat yang sudah Ghenia hapal akan dibeli Aurora untuk obat pedas, katanya.
"Eh, guys guys! Liat deh cewek yang kemarin nabrak Alvaro tanpa minta maaf ternyata gak seberapa ya? Hahahaha" ucap seorang cewek pada temannya yang kebetulan berada disebelah mejanya, ga ada otak.
Aurora tak mempedulikan sindiran cewek tadi, gak guna kalo kata Aurora.
"nih ra," Ucap Ghenia langsung meletakan satu botol milk tea dengan satu batang cokelat goldqueen, Aurora langsung mengambil botol milk teanya dan membukanya dengan kasar, meminumnya dengan ganas, efek kepedasan."Duh, ra lo cewek minumnya kek apaan si anjir, " Ghenia geleng-geleng melihat sahabatnya ini.
"Bomat" jawab Aurora setelah menuntaskan kepedasannya. Ghenia hanya mendecih mendengar jawaban Aurora."Betewe, ra lo gak kepo gitu sama Alvaro?" tanya Ghenia tiba-tiba, "Males, ga guna" jawab Aurora.
Aurora menoleh saat mendengar seseorang berdehem dibelakangnya, ada satu cowok yang kalo tidak salah ditabraknya waktu itu? Umm... Wait jadi dia Alvaro? Bodo amat. Eh, tapi kan... Tadi dia dan Ghenia sedang membicarakan Alvaro.. Mana jawaban Aurora tak enak di dengar lagi... Tapi ya,... Bodo amat!.Aurora menaikkan sebelah alisnya, menunjukan kalau dia sedang bertanya.
"Lo bisa pindah, gak dek? Ini tempat kita" jawab salah satu cowok disebelah kanan Alvaro.
"Males ah, kak udah pewe nih gue, lagian ini tempat umum, kok punya-punyaan" jawab Aurora masih dengan santainya, berbeda dengan Ghenia yang jiwanya sudah ketar-ketir mendengar jawaban kurang ajar sahabatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY AL
Teen FictionAlvaro Wytsky Xavieral Augustha, Al-nya Aurora, awannya Langit.