Jika seantero sekolah mengenal Brian sebagai orang yang pelit ngomong, maka Dowoon akan dinobatkan sebagai orang yang pelit pelit pelit pelit sekali untuk berbicara.
Anak itu bahkan hanya akan berdehem jika kekasih bassistnya mengajak untuk berbincang. Setidaknya Brian memiliki banyak suku kata di lidahnya ketimbang Dowoon.
Omong-omong, Brian adalah kakak kelasnya Dowoon di menengah atas. Oleh karena itu tiap jam istirahat Brian dengan muka datarnya datang menghampiri Dowoon sambil membawa sebuah bento di genggamannya.
Mata Brian menatap Dowoon yang tengah berjalan ke arahnya. Sambil mengangkat bento Brian memberikan senyum kecil yang --astaga tunggu para gadis memekik pelan melihat keajaiban yang Tuhan berikan melalui Brian.
Dowoon memutar mata malas, lalu mendengus melewati Brian begitu saya meninggalkan anak yang lebih tinggi terkekeh geli.
"Udah berala kali gue bilang jangan dateng ke kelas, ketemuan aja di atap" Dowoon sedang marah, yall.
Brian mengangkat bahu. Lalu menyuruh adik kelas sekaligus kekasihnya itu untuk duduk.
"Bunda buat nasi goreng, suka?" Tanya Brian sambil membuka tempat makan.
Dowoon mengangguk lalu memperhatikan bagaimana Brian dengan telaten membuka wadah berwarna abu itu.
"Kak"
Brian menatap Dowoon. "Tumben manggil kak?"
Mata Dowoon memutar malas.
Brian tertawa "Kenapa hm?"
Jemari kecil Dowoon menyentuh hidung bangir milik Brian, lalu menatap tepat di mata Brian.
"Saranghae" bisiknya sambil tersenyum menampilkan kawat gigi yang begitu lucu dan pas di gigi bawahnya.
Hati Brian meledak begitu saja.
Dowoon itu irit ngomong.... tapi sekalinya ngomong, bahaya!