"Udah gue bilang gausa nyamper ke kelas" Dowoon menghentakan langkahnya sambil menarik paksa es teh di genggaman Brian.
"Kenapa sih selalu gak suka?"
Dowoon diam hingga mereka tiba di ruang musik. "Masih ada anak yang latihan di dalem, mau tunggu di mana?" Bertanya dengan intonasi yang jengkel.
Mata Brian menatap Dowoon dengan tenang. "Aku ngikut"
"Ke neraka tetep mau ikut?"
"Iya, asal sama kamu"
"Udah berapa orang lu gombalin gini?"
"Kamu doang"
"Kak Jennie?"
"Kamu tau ceritanya sayang"
"Gausa sayang-sayang!"
"Loh emang kamu sayangnya aku"
"Telen aja sendiri, gue yakin Mbak Jihyo anak PMR juga udah Lu panggil sayang"
"Mana ada!"
"Lu tuh ganteng, gak mungkin ga pernah deket sama cewek"
Brian terkekeh geli, dowoonnya kalau cemburu jadi banyak ngomong.
"Kamu tau dari awal mos kerjaan aku cuma ngikutin kamu"
Dowoon memerah di tempatnya.
"Kamu suka aku karena apa sih kak?"
Brian suka, —suka saat Dowoon memakai aku kamu begini.
"Karena kamu"
"Tuhkan!"
"Jennie yang suka aku, tapi aku ga tega buat bilang nggak, akhirnya waktu kamu terima aku jadi pacar aku bilang ke dia, sekarang gak pernah lagi kan dia deketin aku?"
Dowoon diam saat tangannya di tarik untuk mengikuti langkah Brian masuk ke ruang musik. Oh ternyata sudah kosong dari tadi.
"Jihyo udah punya pacar, Daniel tau kan?"
Dowoon diam sambil memperhatikan Brian memetik gitarnya.
"Aku tau semua kok"
Brian tersenyum "Iya biar kamu inget aja, you are the one and only"
"Gue pukul lu ya"
Kakak kelasnya itu tertawa. Namun keadaan hening mendadak, Dowoon sibuk dengan drumnya, Brian sibuk memperhatikan cowoknya.
"Sayang"
"Brian please, gue lempar pake stick drum biru muka lu"
Brian hanya diam menatap Dowoon hingga anak dengan kawat gigi jadi grogi.
"Apasih?"
"Mau cium"
Kemudian Dowoon benar melempar stick drumnya.