Dalam Kesendirian

8 2 0
                                    

Ayah Aqmar berada di panggung berskla internasional, ia mengadakan show yang di tonton jutaan penggemar.

Dalam kesendirian, ayahnya rindu manggung bersama Aqmar. Tapi ia tetap terus bermusik tanpa kehadiran anaknya. Ia tak tampakkan wajah sedihnya
kepada semua penggemarnya, meskipun sedihnya bertubi-tubi ia rasakan saat ini.

Setelah pertunjukkan selesai,  akhirnya ayah Aqmar menangis dalam mobil. Rasa sedihnya tak bisa terbendung lagi. Anak semata wayangnya, kini tak bersama lagi dalam bermusik.
Ayahnya merasa bersalah selama ini, memakasakan kehendak dan akhirnya menjauh darinya.

Sesampai di rumah, istrinya menyambutnya dengan senyuman dan tahu apa yang dirasakan suaminya.

"Sudahlah, pa. Aqmar sudah bahagia dengan pilihannya. Mama yakin, ia tidak sepenuhnya meninggalkan biolanya. Suatu hari anakmu akan bertanggung jawab atas pilihanya juga."

"Apa betul, ma?"tanya suaminya penasaran.

"Pasti papa akan lebih bangga melihat Aqmar."

"Kalau aqmar sudah menggantungkan biolanya, berarti dia tidak akan masuk ke dunia musik lagi." Ujar Suami dengam suara keras.

"Itu pemikiran papa. Percayah sama mama. Tapi sekarang biarlah Aqmar belajar bertanggung jawa atas pilihannya."

Meskipun dalam lubuk hati paling dalam, suaminya tidak percaya apa yang diucapkan istrinya. Ia berprinsip Aqmar tidak akan kembali bermusik dengan alasam apapun juga.

Love To StatelineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang