Pagi itu Aqmar sudah mengecek tensi darah, suhu badan, memberi obat dan mengganti infus yang telah habis.
Cendani merasa bahagia ketika kehadiran Aqmar membuat rasa sakitnya sedikit terobati.
Cendani mengisyaratkan untuk bertanya, apakah Aqmar bisa memainkan biola. Tapi cendani berharap Aqmar bisa memainkan biola untuknya.
Sekian banyak perawat atau dokter yang ia tanyakan, mengaku tidak bisa memainkan biola.
"Maaf dek, saya tidak bisa memainkan biola. Karena saya bukan pemain musik." Ucap Aqmar merasa bersalah.
"Baiklah kalau tidak bisa. Aku bukan memaksa seseorang harus bisa memainkan biola untukku. Tapi setidaknya, dulu pernah papa mengajakku ke rumah sahabatnya yang pandai memainkan biola. Sumpah. Membuat hatiku tenang dan entah kenapa tiba-tiba air mataku menetes."
"Aku yakin. Pasti suatu hari ada yang memainkan biola untukmu, dek. Coba kalau aku bisa, pasti saat ini kumainkan untukmu."
Meskipun Aqmar tidak bisa memainkan biola, Cendani merasa bangga bisa mengenal seorang perawat yang ramah dan tampan, selalu buat dirinya merasa ada teman baru lagi dan tidak lagi kesepian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love To Stateline
Fiksi RemajaAqmar adalah seorang musisi terkenal. Ia mahir memainkan biola, banyak prestasi yang ia dapatkan baik tingkat nasional maupun internasional. Tapi setelah ia mendapatkan apa yang menjadi keinginan Ayahnya, akhirnya ia memberanikan diri untuk menggant...