MANANJUNG KEJAU(berjalan jauh)

555 57 5
                                    

Aku dan Rinus berlari menyusuri sungai itu terus sesuai titah Tamanggung luhing. Tidak ada arahan lain, kami mencoba untuk mempercayai petunjuk yang diberi.

Kepala ku masih di penuhi rasa penasaran. Takut dan ragu, tentu saja terus menghantui ku.
Ada begitu tanda tanya dalam otak ini. Semuanya tampak tidak nyata lagi , tak logis bahkan untuk ukuran otak kecil ku yang goblok ini sangat tidak masuk akal.
Bagaimana desa itu bisa menghilang dalam setengah hari saja.

Bagaimana bisa ?

Tak lama akhirnya kami melihat muara sebuah jalan. Aku dan Rinus semakin bersemangat untuk berlari. Eentahlah mungkin hanya itu yang ada di pikiran ku saat ini, usaha kami untuk keluar  tercapai, aku bahagia.

Kami menemukan sebuah jalan. Ku yakin ini jalan yang sama untuk menuju logpon. Aku pun bisa bernafas lega, sungguh sangat lega. Aku sebentar lagi sampai logpon.

Aku dan Rinus tersenyum puas, dengan nafas terengah-engah, setelah berlari ku peluk Rinus dengan erat. Lalu menangis di dadanya.

Ada rasa bahagia karena sudah keluar dari hutan, ada juga rasa sedih setelah mengetahui bahwa semua yg ku hadapi selama beberapa Minggu  kemaren ternyata tidak bersama manusia nyata. Pikir ku saat ini seperti itu. Tidak nyata karena mereka menghilang apalagi kalau bukan manusia jadi-jadian.

Ada juga perasaan takut setelah fakta fakta mengejutkan itu. Untung saja aku tidak kenapa-napa.

Aku bahkan menangis sesegukan di dadakan, mungkin wajah ku saat ini sangat berantakan. Muka sembab dekil jelek, hidung meler. Sungguh aku tak memikir itu saat ini, aku hanya bersyukur keluar dari hutan itu dan pelukan Rinus juga sangat hangat mendengarkan ku sambil di tepuk nya pundak ku lembut.

Aku melepaskan dekapan ku dan menghapus air mata ini. Rinus tersenyum aku juga.
kami pun beristirahat di pinggir jalan, beristirahat menghilangkan penat sekaligus menenangkan pikiran. Selama beberapa menit atau mungkin satu jam lebih perut ku pun berdemo aku lupa kapan aku terakhir makan hari ini.

"Rinus...aku lapar"rengek ku.

Rinus mengambil bakul yang dari tadi ku bawa tanpa sadar, lalu kami mencoba mengecek isinya barangkali masih ada sisa makanan.

Alangkah terkejut nya aku dan Rinus ketika menemukan sebongkah emas sebesar jari telunjuk bersama rempah-rempah di sana. Mata ku terbelalak begitu juga dengan Rinus, sukses membuat kami terkejut bukan main.

"Kapan kita punya  emas??"tanya ku heran.

"Tadi nenek itu ngasih kunyit gak?"tanya Rinus, ia menimang emas itu.

Aku mengangguk. Betul tadi ada dua batang kunyit berwarna Oren kekuningan ukurannya cukup besar di kasih nenek helae bersamaan dengan bakul itu. Tapi, kenapa dengan kunyit?

"Simpan ini....ini keberuntungan mu...sudah di kasih emas oleh penghuni hutan ...apa pun yang terjadi jaga terus emas ini...jangan sampai hilang atau menjualnya ...karena dari sini adalah sumber keberuntungan kamu "
Jelas Rinus panjang lebar. Ia menyodorkan ku emas itu.

Aku menyipitkan mata menatap Rinus tak yakin
Aku tak paham mengapa sebuah kunyit bisa berubah menjadi emas.

yang benar saja kau Rinus tidak bercanda kan?

Ini sungguh keajaiban dunia sekaligus membuat ku bergidik ngeri. Fakta mengejutkan kembali tercatat. Hrus ku ingat baik-baik hari ini. Hari dimana begitu banyak hal baru yang terjadi, hari di mana begitu banyak serangkaian keajaiban terjadi dalam hidup ku seperti sihir yang ada di dunia fiksi.

Aku mengangguk cepat lalu membungkus emas itu menggunakan dedaunan yang ada lalu menyimpannya baik-baik, akan ku ingat jangan di jual, jangan dihilangkan.

Tanah Surga(SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang