Part 3 - Seleksi Tiba

48 7 1
                                    

Hpku berdering diatas ranjang tidurku. Nindi Salsabila tertampang diatas layar hpku. Aku membuka aplikasi berwarna hijau itu.

Nindi
Gue ke rumah lu ya?

Me
Kenapa lu tiba-tiba mau ke rumah gue?

Nindri
Gue mau belajar buat besok seleksi diganggu mulu sama adek gue

Me
Terserah lu deh

Nindi
Siapin makanan ya buat gue yang banyak

Me
Udah numpang sewot pula tuh

Nindi
Hehe... Tamu adalah raja. Jadi lu siapin aja makanan buat gue

Me
Hmzz

Aku mematikan handphoneku dan mencampakkan hpku di ranjangku. Biologi pikiranku. Aku mencari buku-buku biologi untuk mempelajarinya.

"nah ini dia bukunya" kataku.

"Rachelllll" teriak Nindi yang berasal dari luar kamarku. "gue masuk ya"

Nindi membuka pintu kamarku dan lari menuju ranjang berwarna putih itu.

"Chel, gue mau nanya" ucap Nindi.

"nanya apaan?" kataku sambil membawa buku yg tebalnya bersenti-senti ini.

"tempat tidur lu ada magnetnya ya? Kok gue mau bangun rasanya nggak bisa sih?"

"lu nya aja yg malas gerak bukan karna tempat tidur gue" kataku sambil melempar bantal yang berada di dekatku. "belajar sana, katanya lu mau deket terus sama Kak Yadi"

"ohh iya, demi Kak Yadi gue harus semangat belajar"

"Nin? Lu ikutan beginian biar bisa dekat sama Kak Yadi?"

"iya, karna doi bisa membuatmu semangat dalam belajar dan biar gue nggak lama jomblo biar nggak kaya lu"

Ya Tuhan, sepertinya aku selalu diberi kesabaran yang lebih untuk bisa bertahan dengan Nindi.

Nindi mengambil buku-buku yang berada di dalam tasnya dan memulai belajarnya. Dimulai dari trigonometri. Ia sangat lihai dalam menghitung, sampai-sampai aku terkagum melihatnya.

Ruangan hening hanya tersisa suara pena yang menggesek di kertas dan suara buku yang sedang dibolak-balikkan. Aku terfokus pada kata-kata yang ada di dalam buku tersebut. Sedangkan Nindi terfokuskan pada angka-angka.

Huftt... Nindi mendesah lelah. Ia telah menyelesaikan 10 soal yang ia kerjakan dari tadi.

"Chel, gue laper. Bagi makanan dong" ucap Nindi.

"ambil aja sendiri. Rumah gue udah kaya rumah lu juga" jawabku.

"oh iya gue lupa"

"sekalian ambil makanan buat gue dong"

"ogah"

Nindi berjalan keluar kamarku. Aku lanjut membaca setiap kata di buku tersebut.

Tak lama kemudian, Nindi datang dengan membawa kue di piring kaca itu. Terlihat makanan itu sangat lezat. Mungkin karna aku yang terlalu lelah dan sangat lapar.

JinggaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang