14. The Holiday

11.9K 355 2
                                    

Content: 18++

Cerita ini sepenuhnya fiksi. Jika ada kesamaan nama, tokoh dan latar belakang itu semua hanyalah ketidaksengajaan.

**********

Crystal POV

Perjalanan yang sangat melelahkan. Aku menuruni anak tangga pesawat grandpa dengan malas. Setelah 2 jam perjalanan akhirnya kami sampai di Bryan Paradise Island. Pulau grandpa yang dibeli saat grandma masih hidup. Sangat indah dan bagai surga. Grandpa mendesain semua sedemikian rupa sesuai permintaan grandma. Mereka berdua lebih banyak menghabiskan waktu di pulau ini dari pada di kota. Alasannya adalah polusi udara dan hingar bingar kota yang terasa penat di otak. Grandma memang wanita yang sangat sederhana dan Grandpa sangat mencintainya.

"Sophia, jika kau terus menerus melamun, kekasihmu di sana akan dijerat oleh auntiemu atau sepupu sepupu genitmu." Uncle Sean mengedip dan melirik ke arah Louis yang sedang berjalan dan menyeret koper. Para sepupu dan bibiku yang jalang juga mengekor di belakang kekasihku. Aku berbalik menghampiri mereka. Aku lumayan kesal karna di dalam pesawat walau tak ada grandpa, Will, asistennya, atas perintah grandpa mengatur agar cucu cucunya duduk terpisah dari pasangannya. Setelah aku berdiri di sebelah kekasihku, mereka agak sedikit menjauhkan tubuh mereka, memang benar, keberadaanku akan mengusir mereka secara otomatis.

"Oh honey, kau tau, aku merindukanmu walau kita hanya terpisah 2 jam di pesawat tadi, padahal semalaman kita terus bersama." Aku mengecup pipinya dan melirik sinis ke arah gerombolan bebek di belakang priaku.

"Louis, nanti kita bermain voli pantai bersama kaan?" Carly again. Apa dia lupa aku telah mempermalukannya kemarin dan mungkin dia sudah lupa Louisku sudah menyuruhnya menyingkir.

"Bermainlah dengan pasangan kalian sendiri." Aku menarik lengan Louis sebal. Mereka menatapku dengan tajam dan aku tak peduli. Setelah memelototiku, mereka pergi ke arah mobil mobil yang disiapkan grandpa untuk menjemput kami. Aku menatap Louis yang sedang terkikik geli. Dia memang suka melakukan itu.

"Kau cemburu baby?" Louis menoleh ke arahku dan aku memalingkan wajah ke arah lain. Sebal juga karna dia pasti akan menggodaku.

"No."

"Yes, You are Sophia." Louis memindahkan kopernya ke tangan kirinya dan tangan kanannya melingkar bebas di pinggangku. Dia merapatkan tubuhku ke arahnya.

"Louis....mmmmmmmnn" Louis melumat bibirku dengan tiba tiba. Aku membalas lumatan nakalnya dengan riang. Aku sudah menunggunya. Louis memperdalam ciumannya padaku, aku tak membuang kesempatan itu, segera saja aku menyecap lidah dan kenikmatan rongga mulutnya. Aku melingkarkan tanganku dilehernya dan meraba tengkupnya sensual membuatnya mengerang. Tanganya meraba punggungku yang terbungkus kaos hitam yang berwarna sama dengan kaos Louis.

Klik.....Klik.......Klik......

Holy Shit, aku menutupi wajahku yang merasa silau dengan blitz camera yang tiba tiba datang. Aku dan Louis melepaskan pelukan kami perlahan dan mencari tau asal blitz barusan.

"Paling tidak bersabarlah dan lakukan di ruang tertutup Sophia, kau membuatku sakit mata dengan kemesraanmu barusan" Dia tersenyum usil dan berhasil mendapat pelototan dariku tentunya. Ya tentu saja, siapa lagi kalau bukan...

"Darrell."

"How are you sophia?" Darrell menariku dari sisi Louis dan memelukku. "Kau selalu terlihat cantik setiap kali kita bertemu." Darrell mencium ujung bibirku singkat. Dia memang selalu melakukan itu setiap kami bertemu. Darrel adalah anak pertama dari putra pertama grandpa. Kau tahu, dia juga salah satu yang sedang didesak grandpa untuk segera menikah setelah uncle Sean tentunya.

THE BOSSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang