21. The Secret

11K 375 5
                                    

Content: 18++

Cerita ini sepenuhnya fiksi. Jika ada kesamaan nama, tokoh dan latar belakang itu semua hanyalah ketidaksengajaan.

**********

Author POV

Wanita cantik itu membuka matanya lalu menoleh cepat ke arah samping tempat tidurnya. Ia menatap tajam 3 pria yang entah sengaja atau tidak mengganggu tidurnya. Ia melirik jam di sudut ruangan yang sudah menunjukkan pukul 2 dini hari. Apa mereka sudah tak waras menonton film di kamar inap rumah sakit di waktu seperti ini?? Pekiknya dalam hati. Ia mencoba untuk duduk dengan tetap memandang sofa tempat para pria itu duduk. Seseorang di antara mereka menyadari gerakannya.

"Ada apa sepupu? Kau ingin ke kamar kecil?" Ia menoleh saja tanpa berniat mendekati wanita itu yang masih memperlihatkan wajah sebalnya. Pria tampan disebelahnya ikut menoleh.

"Kau terbangun baby?" Ia beranjak dari situ dan berjalan mendekat ke arah wanita di tempat tidur itu. Kontras sekali dengan sikap pria satunya.

"Honey, katakan pada Darrell bahwa suaranya sungguh bisa membuat semua mayat di gedung sebelah terbangun. Kenapa bisa dia berisik seperti itu?" Louis terkikik mendengar kekasihnya menggerutu. Darrell menoleh cepat dan membalas tatapan Crystal dengan sama tajam dengannya.

"Apa kita perlu mendirikan ruangan menonton tersendiri di kamar ini?" Darrell memutar bola matanya malas. Sepupu wanitanya satu itu sering berkomentar untuk merusak kesenangannya.

"Sophia benar, ini sudah jam 2 dini hari. Seharusnya kita mengakhiri movie marathon ini." Uncle Sean mematikan layar televisi raksasa di depannya dengan sekali pencet.

"Oh C'mon, aku bukan anak laki laki di bawah 10 tahun yang harus mengikuti peraturan tidur di bawah jam 12!" Darrell menatap Uncle Sean kesal dan memasang wajah seolah berkata 'yang benar saja!'.

"Kau ingin kembali tidur lagi babe?" Crystal menatap Louis dan mengangguk. Kemudian dengan tiba tiba ia menautkan tangannya di belakang leher Louis.

"Temani aku tidur. Aku takut pria penggerutu di sana menikamku saat aku memejamkan mata." Crystal menengok ke arah sepupunya itu dan langsung menjulurkan lidahnya membuat Darrell mendengus sebal.

"Kau membuatku sakit mata dengan setiap kemesraan yang kau perlihatkan." Darrell merebut remote dari tangan unclenya dan kembali menghidupkan televisi raksasa itu. Ia kembali menonton tanpa memperdulikan tatapan tajam Crystal dari situ.

"Kurasa tak masalah jika volumenya tak terlalu kencang." Uncle Sean mengendikkan bahunya. Perdebatan ini akan memakan waktu jika tak ada yang menjadi pendamai. Dan dalam kasus ini pendamainya adalah dirinya dan Louis.

"Berjanjilah jika ia mengeluarkan suara bising seperti kerasukan roh, maka kau akan menjahit mulutnya, Uncle." Crystal berkata sinis dan hanya diacuhkan oleh Darrell yang kembali menonton 'RED' yang dimainkan oleh aktor kesukaannya.

"Kembalilah beristirahat Sophia." Uncle Sean melirik sekilas dirinya dan kembali asyik bersama Darrell menonton film tersebut. Walau tadi dirinya melarang Darrell, kenyataannya dia terlihat lebih antusias daripada keponakan lelakinya itu.

Louis naik ke tempat tidur queen size milik Crystal. Baru sekitar 5 hari lalu ia memesan bed ini atas permintaan kekasihnya itu. Bed ini bisa digunakan berdua jika Crystal ingin tidur berdua dengan Louis. Louis hanya dengan senang hati mengabulkan permintaan wanitanya karna hal itu juga yang ia inginkan.

Sudah lebih dari 2 minggu Crystal sadar, tetapi karna dirinya dilarang oleh para dokter dan juga Louis untuk pulang, maka mau tak mau ia harus bertahan beberapa hari ini di rumah sakit. Alasanya adalah pemulihan kesehatan. Crystal memeluk pinggang kekasihnya itu dan bergelayut manja. Ia berusaha memejamkan mata. Belaian lembut Louis di rambutnya membuat Crystal semakin nyaman. Louis membaringkan tubuhnya juga untuk beristirahat. Crystal menaikan pelukannya ke dada kekasihnya itu.

THE BOSSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang