17. Randall Blake

10.1K 333 1
                                    

Content: 18++

Cerita ini sepenuhnya fiksi. Jika ada kesamaan nama, tokoh dan latar belakang itu semua hanyalah ketidaksengajaan.

**********

Pria tampan itu duduk di salah satu sofa yang ditata sedemikian rupa di halaman penginapan Bryan Island. Dirinya menunggu wanitanya yang sepertinya masih sibuk digoda oleh sepupu prianya di sana. Malam ini adalah malam perpisahan untuk liburan singkat dadakan tersebut dan Bryan Walker sudah menyiapkan pesta perpisahan. Tidak mewah, hanya pertunjukan panggung kecil, hidangan, meja bar dan bartender, lampu kerlap kerlip dan sofa sofa penonton. Dan hal menarik yang terjadi adalah satu persatu keluarga Walker naik ke panggung untuk menyanyi atau menari.

"Honey, jangan melamun." Si wanita menggelayut manja di leher si pria tampan dan mengecup pipi kanannya dari belakang sofa. Sofa lumayan panjang yang bisa diisi 2 orang.

"Kau tak ingin menampilkan sesuatu d panggung itu baby?" Louis menarik tangan kekasihnya memutari sofa lalu mendudukannya di pangkuan. Tak ada yang memperhatikan karna ia memilih meja paling belakang.

"Kau ingin aku menari di sana? Striptease?" Crystal mengerling nakal dan tersenyum sexy membuat Louis menelan ludah. Ia mengernyit melihat kekasihnya hanya menggunakan hotpants sepaha dan kaos putih.

"Sampai matipun aku tak akan membiarkanmu menari striptease di depan pria lain selain aku." Louis mencubit hidung mancung Crystal membuatnya terkikik. Ia melingkarkan tangannya d leher Louis.

"Apa yang kau bisa Louis? Menyanyi atau menari?" Crystal akan turun dari pangkuan Louis sebelum Louis menahan pinggangnya.

"Aku bisa mencumbumu di sini baby." Louis mengecup bibir Crystal yang bertampang lucu mendengar jawaban mesum kekasihnya. Crystal mencubit gemas Louis yang membuat pria itu terkikik melihat kekasihnya sebal.

"Bukan waktu yang tepat." Crystal beranjak dari pangkuan Louis sambil membisikan sesuatu. "Aku akan menyanyikan satu lagu untukmu sayang." Crystal mengedip dan pergi ke arah panggung sebelum Louis mengatakan sesuatu.

Louis tersenyum dari tempatnya melihat kekasihnya berlari kecil ke atas panggung dan langsung mengatakan sesuatu pada band di atas panggung untuk mengatur kolaborasi mereka. Semua orang yang datang langsung menatap ke arah panggung saat Crystal mulai mengecheck microfonya. Terkadang Louis merasa aneh dengan kekasihnya yang selalu entah bagaimana menjadi pusat perhatian. Tapi memang begitulah kekasihnya yang cantik, dia selalu bisa mengalihkan perhatian setiap pasang mata.

Crystal mulai menggenggam mikrofon di atas panggung dan tersenyum ke arah Grandpanya. Tak Lupa ke arah Louis juga dan mengerling nakal dari arah panggung. Louis mengumpat melihat hal itu. Kenapa kekasihnya memperlihatkan kerlingan mempesona itu dari sana? Semua orang akan melihatnya!!!! pekik Louis dalam hati.

"This song for my love, Sapphire Louis.......Parker. You're still the one by Shania Twain."
Semua bertepuk tangan, entah itu senang atau tidak tapi selama grandpanya tepuk tangan, maka semua ikut bertepuk tangan. Louis tersenyum, mendengar kekasihnya bernyanyi untuk dirinya membuat tubuhnya menghangat. Dirinya lumayan terkejut mendengar Crystal bernyanyi, sungguh suaranya sangat bagus. Merdu dan Enak didengar. Setiap kata yang dinyanyikan bagai ditujukan untuk dirinya karna kedua bola mata indah di panggung itu terus menatap kearahnya.

You're still the one I run to
Kau masih satu-satunya tempatku mengadu

The one that I belong to
Satu-satunya yang kumiliki

You're still the one I want for life
Kau masih satu-satunya yang kuingin seumur hidup

(You're still the one)
(Kau masih satu-satunya)

THE BOSSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang