"kalian bagaimana?" tatapan ayah mengarah pada bunda, kakak dan aku. Mereka setuju, tapi aku tidak memberi jawaban dan langsung keluar ruangan. Hatiku seakan sakit, tidak bukan. Batinku yang sakit, aku belum siap menerima orang baru bahkan gadis kecil itu akan jadi adikku. Aku tidak mau, aku tidak ingin kasih sayang keluagaku akan terbagi. Saat ini aku menanggis didalam ruang rawatku yang tadi, aku menutup seluruh tubuhku dengan selimut. Kakakku datang, dia berusaha menjelaskannya agar aku mengerti karena ini keinginan ayah dan gadis kecil itu tidak mempunyai ayah dan ibu juga. Aku terdiam, bangun dan memeluk kakakku.
"kak? Kakak janji yah, jangan tinggalin Dea, jangan banding-bandingin Dea dengan gadis kecil itu"
"iya kakak janji de" aku pun tengelam dalam pelukan kakakku dan mencoba melepaskan pelukan. Mataku pun tertuju pada selimut yang ada bercak darah, setelah ku buka ternyata lututku. Aku ingin membiarkannya tapi kakakku langsung memanggil suster untuk mengobati lukaku, lagi-lagi aku meneteskan air mata karena keperihan.
"dasar manja, cewek tomboi kok cengeng, mana nih cewek tomboi? Udah hilang yah? Atau mau berubah jadi cewek feminim aja? Goda kakakku
"apaan sih kak, kakak ah jahat! Gak niat buat jadi cewek feminim!" (memasang muka cemberut)
"nanti tambah jelek loh, kakak ngga mau punya adik jelek tau! (menjitak kepalaku dan tertawa puas)
"aww, Sakit. bodo! Jelek-jelek gini tetap adik kakak tau! (tetap cemberut)
"yakin mau pasang muka cemberut terus huh? Senyum dong adik kakak yang jelek" (sambil mencubit kedua pipi tembemku)
Begitulah kakakku, selalu punya cara untuk membuatku tersenyum walau caranya sangat membuatku kesal tapi aku nyaman.
*******
Hari ini hari Minggu, tapi keadaan rumah sepi tanpa suara. Bukankah hari ini kami semua akan liburan? Tanyaku membatin. Entahlah, semenjak gadis kecil itu ada Dirumah ini papa dan mama lebih sering ngajak dia jalan-jalan keluar. Aku duduk terdiam disofa ruang keluarga, beberapa saat kemudian tiba-tiba ada suara dikamar atas lalu aku berlari menuju suara itu ternyata hanya suara kucing dikamar kakak. Saat aku ingin turun dari anak tangga aku dikagetkan oleh suara kakak, dor!
"Aduh kakak, Dea itu bukan balon dan ngagetin kayak gini ngga lucu tau!" Memasang muka sebel"Iya-iya deh, kakak minta maaf ya. Kamu kenapa sih hari ini? Ini tuh masih pagi seharusnya senyum Dea, bukannya masang muka 180 derajat minta dicuci diwashtafel"
"Kakak apa-apaan sih? Ngelucu receh tau ngga! Udah Dea sebel itu dihiburan apa gitu, ini mah tambah mood Dea menjadi buruk!" Sambil pasang muka kesel
"Iya deh terserah, sekarang lebih baik ceritain apa yang buat kamu kesel gaje gitu"
"Mama dan papa kemana? Ko ngga ada Dirumah sih?"
"Ohh, lagi keluar ngajak jalan-jalan Dini. Tapi kakak ngga tau tujuannya kemana tadi pagi, kamu tumben kayak gini?"
"Ngga papa sih kak, tapi setidaknya kan bisa nanya"
"Dea? Lihat kakak, kamu itu ngga pernah keluar kemana pun bareng mama dan papa. Bahkan karena kakak yang selalu ngejagain kamu pun ngga pernah ngerasain kehadiran liburan kelurga"
"Jadi maksud kakak Dea cuma orang yang bikin susah yah? Yaudah, mulai hari ini kakak ngga perlu jagain aku lagi. Dea benci sama kak Rey! Kak Rey jahat! Kak Rey udah berubah" sambil meneteskan airmata dan berlari menuju kamar
Kak Rey sendiri terdiam ditempat tanpa memanggilku ataupun mengejar ku, entahlah. Aku sendiri tidak tau apa yang ada dibenak kak Rey Setega itu mengatakan hal-hal yang bahkan sebelumnya tidak pernah kudengar darinya.
"Benarkah akan ada hari dimana kita tak bertegur sapa? Haruskah itu terjadi?"
Aku semakin terisak dalam tanggisku yang tidak bisa dibendung lagi, hanya airmata yang mampu menenangkanku. Padahal dia adalah orang yang selalu menghibur apapun keadaanku, tapi kali ini? Kenapa? Pikiranku terus bertanya-tanya tanpa jawaban.
1 minggu kemudian...
"Berawal dari sinilah kebahagianku seperti hilang bak pagi menjelang malam...
Dari terang seakan menjadi gelap, perlahan-lahan hening seakan tak ada suara apapun lagi padahal 1 atap.Gimana guys? Kasian ya si Dea, kak Reynya aneh. Kira-kira kenapa yah? Jangan lupa vote dan komen yah. Yang jelas ceritanya bakalan tambah seru kok😄 love u😍🤗
Sekedar info aja, episode 4 Dea bakalan ketemu seseorang disebuah toko buku dan dia juga bakalan baikan ko sama kak Rey. Mau tau ceritanya kan? Jangan lupa tinggalin jejak ya guys, supaya akunya tambah semangat nulisnya😘😍😍
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Kak Rey
Teen Fiction"Andai tiada hari itu, mungkin saat ini aku tetaplah Dea yang dulu. Iya kan kak Rey?"ucapku dengan nada pelan aku mempunyai kakak bernama Muhammad Reynaldi dia adalah sosok yang selalu menjagaku dengan baik dan memberi perhatian yang besar dalam mel...