1 minggu kemudian...
"Berawal dari sinilah kebahagianku seperti hilang bak pagi menjelang malam...
Dari terang seakan menjadi gelap, perlahan-lahan hening seakan tak ada suara apapun lagi padahal 1 atap.Pagi hari kami sekeluarga makan bersama dimeja makan, hening tidak ada suara kecuali sendok dan garpu. Papa lalu mencoba memecahkan keheningan...
"Dea? Tumben muka anak papa kayak gitu? Ada apa?" Sambil melihat kearah kakak yang sedang minum air
"Bicara sama Dea ko papa malah menatapku? Alah, paling juga dia diputusin pacarnya" tertawa gaje
"Ngga, setau papa Dea ngga pernah pasang muka kayak gitu. Adik kamu ngga ada masalahkan? Kemarin pas liburan kalian kemana?" Tanya papa
"Rey juga ngga tau pa, seminggu ini dia mencoba hidup mandiri tanpa Rey mungkin. Rey kemarin pas liburan kerumahnya iseul Pah, kalau Dea sih Rey ngga tahu tuh Pah"
Aku yang dari tadi mendengarkan pembicaraan papa sama kak Rey benar-benar membuatku tidak ingin berkata sepatah pun, hingga aku mendengar dari kak Rey kalau dia kemarin pergi liburan kerumah temennya? Kenapa dia harus berbohong sih sama papa? Aku benar-benar bingung dengan sikap kak Rey, akupun menghentikan aktivasi makanku yang sepertinya sudah tidak selera lagi untuk melanjutkannya dan berlalu pergi.
Rasa kesalku makin bertambah kekak Rey karena sikapnya yang semakin hari semakin membingungkan. Tak lama ada suara didepan pintu kamarku, ternyata kak Rey akupun mempersilahkannya masuk.
"Dea? Adik kakak yang terbilang tomboi dan bukan dari jenis yang sering pasang muka sedih, kok sekarang berubah? Kakak ngga pernah lihat kamu semurung ini, coba cerita kekakak, atau kamu marah ya kakak tinggalin pas liburan kemarin?" Tanyanya pelan
Lama aku berpikir untuk memberinya jawaban, aku bingung. Kemarin kakak Rey sangat kasar kepadaku, sekarang ko beda? Seakan-akan dia ngga pernah buat kesalahan. Ucapku membatin
"Kakak yakin kemarin pergi kerumahnya kak iseul? Kakak jangan bohong, kemarin itu kita bertengkar kak"
"Ya emang bener kakak kerumah iseul ko, sejak kapan sih kakak bohong ke Dea? Bertengkar? Kakak ngga terpikirkan untuk berada diposisi itu, apalagi dengan kamu Dea, kakak itu sayang sama kamu. Setiap hal kecilpun kakak selalu mencoba yang terbaik untuk menjadi kakak yang baik untuk mu, jadi kakak ngga mungkin sampai Dizona itu" ucap kakakku bingung
"Terus yang bertengkar dengan Dea kemarin siapa? Masa iya hantu sih? Tapi itu beneran kakak ko" ucapku sambil berpikir hal apa saja terjadi
"Atau jangan-jangan kamu mimpi yah? Atau banyak melamun? Atau sering nonton sinetron nih? Dea, kakak itu cuma 1 didunia ini. Masa iya sih ada kakak yang lain untuk Dea jelas kakak ngga mau dong" ucapnya santai sambil tersenyum
"Apaan sih kak? Aduh kepalaku sakit, Dea juga ngga yakin sih kemarin itu mimpi atau bukan. Tapi itu nyata banget kak, yaudahlah Dea ngga mau pikir-pikir itu lagi, Dea ngga mau sampai hal itu terjadi. Semoga aja cuma mimpi" ucapku mulai tenang
****Untuk mencari ketenangan pun aku memutuskan untuk keluar dari rumah selama 1 bulan penuh dan pada akhirnya aku tetap pulang kerumah. Saat membuka pintu aku dikagetkan oleh suara papa yang datang menghampiri ku dan bertanya, sontak aku terdiam
"Bagaimana suasana diluar sana? Menarik bukan? Papa memang tidak paham dengan keadaanmu saat ini Dea, tapi 1 hal yang harus kamu mengerti. Bahwa sejauh apapun kamu melangkah pada akhirnya kamu akan kembali kezona nyamanmu, bukankah setiap masalah ada solusi? Papa tidak akan marah kamu pergi selama 1 bulan tanpa kabar apapun, papa hanya mencoba bertanya-tanya pada diri papa sendiri, kenapa sebagai seorang ayah papa ngga pernah ajarin kamu supaya selalu kuat menghadapi apapun tanpa lari dari realita. Maafkan papa Dea, sebaiknya sekarang kamu mandi dan tidurlah. Besok kamu harus ikut papa dan kakakmu kejakarta"
"Maafkan Dea pah, Dea ngga bermaksud untuk melakukan hal ini. Kenapa mama ngga ikut pah? Kenapa kita harus kejakarta?" Ucapku
"Mari kita bicarakan besok" lalu papa berlalu dari pandanganku
*****
Gimana ceritanya guys? Semoga suka yeah, jangan lupa vote dan komen yah, maaf ya guys, pertemuan Dea dan seseorang episode 5. Soalnya episode 4 kepanjangan 😆 makasih yah yang udah baca, love U😍😍
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Kak Rey
Teen Fiction"Andai tiada hari itu, mungkin saat ini aku tetaplah Dea yang dulu. Iya kan kak Rey?"ucapku dengan nada pelan aku mempunyai kakak bernama Muhammad Reynaldi dia adalah sosok yang selalu menjagaku dengan baik dan memberi perhatian yang besar dalam mel...