Sial, aku tidak membawa payung lagi. Hujan deras diluar perpustakaan membuatku bimbang, jika aku nekat maka aku akan membuat sweater dan celana ku dan bahkan converse ku basah, duh aku baru saja membeli sneaker itu 3 hari yang lalu. 30 menit lagi perpustakaan akan tutup, aku saja diusir dengan halus sejam yang lalu.
Selagi menunggu hujan sedikit reda, aku duduk di kursi di halaman depan perpustakaan. Aku menengok ke kanan dan kiri ku, orang-orang sudah pada pulang dan bahkan tempat parkir yang sebelumnya penuh mobil dan motor, sekarang mirip tanah lapang yang berair.
Security keluar dari perpustakaan dan duduk di dekat pintu utama, dia melihatku dan mengapa aku belum pulang, "lupa bawa payung pak hehe" alasan basa-basi yang singkat, dia hanya tersenyum dan menganguk dan mengeluarkan smartphone nya dan aku mendengar suara tembak menembak, well aku rasa dia sedang mencari ayam untuk makan malamnya.
Dari kapasitas curah hujan saat ini sepertinya akan reda dalam 1 jam atau lebih, aku mengeluarkan headphone merah kecil kesayanganku, jarang sekali aku bisa mendapatkan headphone maupun headset yang bisa bertahan lama sampai 2 tahun sejak ulang tahunku yang ke 19.
ne me quitte pas mon chere, ne me quitte pas.... aku melantunkan irama Regina Spektor sambil menikmati hujan, buh... penuh drama dan kiasan saja. Aku memasukkan ipod ku ke saku dan berjalan ke arah vending machine yang berada disebelah meja security, sambil mengambil beberapa lembar uang aku mengintip security yang sedang asyik bermain, kulihat dia boleh juga skill nya.
Aku menekan tombol bertuliskan B4 dan sekaleng bir dingin muncul, aku mengambilnya dan kembali ke tempat duduk tadi, aneh menikmati bir dingin saat hujan, biasanya orang akan menikmati cokelat panas atau kopi, tapi bagaimana, vending machine itu hanya menyediakan minuman dingin, dan aku sudah menyesap 2 gelas kopi sejak pagi, dan aku bosan jika menikmati nya lagi.
Kenapa tidak ke cafe seberang jalan perpustakaan? well, kamu lupa? aku tidak bawa payung dan masih saja hujan.
Regina Spektor, Britney Spears, dan Lady Gaga sudah menemaniku selama lebih dari setengah jam. Dan bir ku juga sudah habis, aku melemparnya ke tempat sampah yang tepat di sebelah tempat dudukku, nailed it! Masuk tepat ke tempat sampah, haha... hal sekecil itu seperti sebuah achievement yang luar biasa bagiku.
Hujan ini sedang moody, dia terus menangis. Argh kapan aku pulang, kulihat security itu sudah menghilang, aku rasa dia sudah pulang tanpa sepengetahuanku.
"Permisi" suara itu membuatku melihat kearah sumber suara, seorang wanita, seumuranku sepertinya, sambil membawa payung dia menatapku, tatapannya bikin merinding tapi aku hiraukan. "Emm, ada yang bisa aku bantu?" ucapku sopan. "aku sejak tadi memperhatikanmu di seberang jalan dan kamu hanya duduk disini tidak pergi sementara perpus sudah tutup, kamu pasti lupa membawa payung" dia sudah membaca pikiranku tanpa aku mau mulai bicara.
aku menganguk pelan dan dia menawariku pulang, dia bilang rumahnya searah dengan ku.
saat berjalan ditrotoar aku melihat kearah jalan raya, sangat ribut banyak orang berkumpul. aku penasaran tapi wanita itu menahanku, "tidak usah melihat nya, nanti hujannya semakin deras" aku ingin tetap melihat apa yang terjadi tapi dia tetap memaksaku terus berjalan.
setelah sampai halte kami berpisah, dia bilang rumahnya sekitar situ. aku berterima kasih pada nya dan dia hanya tersenyum lalu pergi. dalam beberapa menit bus datang dan mengantarku pulang, ya tetap saja aku kebasahan karena aku harus berlari dari halte menuju rumahku yang jaraknya 10 meter. syukurlah sneakerku tidak terlalu basah. setelah mengeringkan semua aku tertidur karena saking lelahnya.
...
Keesokan hari nya aku kembali ke perpustakaan lagi karena masih ada tugas yang perlu kukerjakan. Security menyapaku ramah, "Mbak nya kemarin pulangnya gimana?", "oh saya bertemu seorang wanita dan dia menawari saya berjalan ke halte karena rumah dia dekat situ".
Security itu tampak bingung, "Wanita yang mana ya mbak? darikemarin saya cuma lihat mbak nya aja sampai sore gak ada orang lalu lalang masuk perpus karena udah tutup". "Wanita itu kayanya seumuran dengan saya dan bawa payung hitam dan pakai parka cokelat, rambutnya pendek sebahu kayanya" aku mengingat-ingat.
Tiba-tiba wajah Security itu berubah sangat pucat, "Mbak yakin?", gantian aku nya yang bingung "lah emang kenapa pak?". "wanita yang mbak jelasin itu mirip dengan korban kecelakaan kemarin sore" aku diam tidak percaya. "kecelakaan apa pak? saya ga denger apa-apa, lagian bapak menghilang begitu aja sebelum wanita itu datang".
"saya pergi buat nolongin yang kecelakaan mbak, masa mbaknya ga dengar bunyi benturan keras, wanita yang mbak jelasin tadi itu meninggal ditempat, dia mau menyebrang dari cafe seberang ke arah perpus, tapi dari jauh ada mobil dengan kecepatan tinggi ngerem mendadak, karena jalanan basah karena hujan jadinya licin dan ga bisa mengelak dan nabrak wanita itu"
"saat saya diantar sama wanita itu, saya sempat lihat kerumunan di jalan dan saya penasaran mau lihat tapi sama wanita itu ga dibolehin dan kami terus berjalan sampai halte dan kami berpisah" jelasku.
kami terdiam dan aku meninggalkan security itu duduk dalam keadaan kaget dan bingung. aku masuk dan menaruh tas ku sambil mengeluarkan kertas-kertas tugas, saat melewati bagian koran aku melihat wanita yang sama mengantarkanku pulang di halaman depan koran terbaru.
"KORBAN KECELAKAAN MATI MENGENASKAN DI TEMPAT"
TAMAT
KAMU SEDANG MEMBACA
Eyes of Jane, The Short Compilation of Horror Side
HorrorTerkadang kita tidak perlu bercerita panjang lebar untuk menjelaskan kengerian suatu peristiwa. Malah cerita yang singkat dan mengundang banyak pertanyaan daripada jawaban lebih membuat pikiran kita bertanya-tanya tentang realita disekitar kita. Kum...