Second chance - Sehun

32 4 0
                                    

"Kita tidak bisa memilih dengan siapa kita jatuh cinta, tapi kita bisa memilih siapa yang patut untuk tetap di perjuangkan."-Anonim

"Kamu ngapain bengong gitu, La?"

"Eh kenapa?" Aku tersadar dari lamunanku.

"Kamu? Gak biasanya kamu diam kayak gini. Kenapa?" Lelaki didepanku menatap dengan curiga. Aku hanya tersenyum, mengaduk milkshake coklat didepanku tanpa berniat menjelaskan apapun padanya.

"Kalau ada apa-apa ngomong sama aku La. Bukannya kita sudah bikin perjanjian itu lima tahun yang lalu?" Dia menggenggam tangan kiri ku. Namun aku langsung menariknya. Aku tak sanggup melukainya lebih dalam lagi.

"Pasti karna cowok itu lagi. Kamu masih ngarepin dia?" Dia menatapku kecewa. Dan aku semakin merasa bersalah dibuatnya.

"Maafin aku, Sehun. Aku masih belum bisa. Maaf."

"Lima tahun Seola, dan kamu belum bisa bangkit? Sebegitu bodohnya kamu yang masih percaya sama janji busuk cowok yang bahkan sekarang kamu gak tau dimana?" Sehun menggeram pelan. Aku tahu dia sedang meredam emosinya.

"Bukan aku yang mau. Tapi hatiku." Aku menunduk, lebih memilih menatap milkshake yang sudah ku minum setengahnya daripada menatap mata Sehun yang membuatku ingin menangis.

"Kamu diperdaya sama hati kamu sendiri dan justru bikin kamu kehilangan akal sehat kamu. Lupain dia La." Sehun kali ini berdecak kesal. Dia bahkan mengacak rambutnya.

"Bangun La, harusnya kamu mikir. Kalau dia sayang sama kamu dia gak bakal ninggalin kamu tanpa jejak. Setidaknya kalaupun dia pergi, dia ninggalin kontak supaya kamu bisa hubungin dia. Tapi apa? Kamu bahkan gak tau dia dimana, kamu lost contact sama dia. Dan kamu masih berniat nunggu dia? Sampai kapan La, kapan?"

"Aku udah bilang dari awal buat gak ikut campur ke dalam urusan aku. Dan kamu setuju."

"Tapi aku gak bisa ngeliat kamu kayak gini."

"Cukup!" Aku tidak sanggup lagi. Sehun seakan menekanku. Memaksa ku untuk melupakan Chanyeol, sosok lelaki yang berkata mencintai ku namun sekarang hilang entah ditelan bumi bagian mana.

Mungkin Sehun benar, buat apa menunggu suatu hal yang tak pasti selama lima tahun lamanya. Tapi sayangnya aku malah benar-benar melakukan hal itu karena pikiran rasionalku sepertinya tengah tidur tengkurap disana.

Aku bukannya tidak peka. Aku sadar selama ini dia sayang padaku, dia sudah menunjukkannya sesaat setelah Chanyeol pergi. Hanya saja aku tak bisa membalasnya. Hatiku sudah terpatri nama Chanyeol disana.

"Aku percaya, cinta yang aku kasih buat Chanyeol itu suci, murni. Seperti definisi cinta itu sendiri. Aku yakin penantian ku akan berbuah manis kalau aku mau nunggu sedikit lagi."

Aku tertawa miris dalam hati. Sebenarnya aku tak seoptimis itu. Lima tahun menunggu Chanyeol dan rasanya seperti membunuhku. Kata tadi hanya penguat untuk ku sendiri yang mulai goyah akan penantian yang entah sampai kapan aku jalani.

"Terserah kau!" Sehun bangkit dari kursi yang dia duduki 15 menit yang lalu. Meninggalkan secangkir kopi yang bahkan sama sekali belum dia sentuh. Selalu berakhir begini. Sehun akan meninggalkan ku dengan rasa bersalah yang semakin mendalam. Namun pada akhirnya dia akan kembali lagi, menjadi Sehun yang selalu menghiburku, 'pengganti' Chanyeol untuk sementara waktu. Apa aku terdengar jahat?

"Tapi kamu tenang aja. Kalau kamu beneran patah hati dan berniat ngelupain si cowok sialan itu, kamu bisa datang padaku. Kapanpun. Aku bakalan siap disamping kamu." Sehun tersenyum lebar kepadaku, meskipun tatapan kecewanya belum bisa dia sembunyikan. Sekarang aku sadar betapa jahatnya diriku.

Chat with You; EXO, BTS, SVTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang