Claretta masuk ke sebuah ruangan yang ada di Express Laundry. Disana terlihat Natalia sedang menangis sesenggukan. Claretta terkekeh melihat tingkah laku sahabatnya ini.
"Lebay banget sih lo sampe nangis bombay gitu"
"Apaan sih lo, Ta! Bisa gak sih, gak usah ngagetin gue?" tanya Natalia disela sesenggukannya
Claretta hanya tertawa. Ia mendekati Natalia yang masih fokus pada layar laptopnya. Claretta melihat kearah yang sama dan memposisikan duduknya di sebelah Natalia.
Di layar laptop Natalia menampilkan dua orang perempuan dengan wajah yang dilukis, terlihat wanita paruh baya yang ada di pangkuan gadis yang lebih muda tersebut perutnya bersimbah darah. Ia sedang menyampaikan pesan pada gadis yang diketahui namanya dari penerjemah adalah Tanya.
Yang Claretta baca dari subtitlenya, wanita paruh baya itu adalah ibu dari gadis yang bernama Tanya. Sepertinya ibunya ini merupakan kepala suku dan si Tanya ini merupakan penerusnya. Terlihat sang ibu menggambarkan sesuatu di tanah, seperti sebuah lambang.
Ia meminta Tanya untuk menemukan lambang totem tersebut. Dan ibunya melihat ada seekor serigala putih besar di belakang punggung Tanya. Lalu si ibu mengembuskan nafas terakhirnya yang membuat Tanya menangis, begitupun Natalia.
Natalia menangis semakin kencang. Padahal matanya sudah terlihat sangat sembab. Ia mengambil beberapa tisu untuk menyeka air matanya yang mengalir dan juga cairan yang keluar dari hidungnya.
Lagi-lagi Claretta tertawa, kini tawanya pecah. Natalia melirik Claretta malas.
"Kok lo ketawa, sih? 'kan adegannya lagi sedih, aneh lo!" kata Natalia
Claretta menyeka air matanya yang jatuh karena tertawa. "Abisnya lo lucu banget!"
"Masa nangisnya barengan sama Tanya"
"Terus kencengan elo, lagi!" tambahnya
Natalia hanya memutar kedua bola matanya malas. Ia kesal sekali saat ini dengan Claretta. Pasti selalu saja Claretta menggodanya.
Sebenarnya Claretta tidak mengerti jalan cerita drama Korea yang Natalia tonton. Tapi, kalau dilihat sekilas dramanya lumayan menarik perhatian Claretta. Tapi, ya sudah-lah Claretta tidak terlalu mempedulikannya. Ia juga tidak sempat untuk menonton drama Korea. Mungkin lain waktu, pikirnya.
Karena Claretta terus menggodanya, Natalia menjeda drama yang ia tonton tadi. Kini ia jadi malas untuk menonton karena Claretta mengganggunya. Ia tau betul, jika Claretta sudah seperti itu pasti ada yang ingin disampaikan.
Natalia membenarkan posisi duduknya menghadap Claretta. Ia menatap datar Claretta yang masih tertawa karena menggodanya.
Merasa diperhatikan, tawa Claretta mereda. "Oke, oke gue udahan" katanya sambil memegang perutnya
"Perut gue sakit nih Nat gara-gara ngetawain lo" lanjutnya
Natalia masih menatap Claretta dengan tatapan datar. Ia juga melipat kedua tangannya di depan dada. "Sukurin!" hardiknya
Claretta hanya memanyunkan bibirnya.
"Apa?" tanya Natalia
Claretta mengernyit. "Apa, apanya?"
Natalia berdecak, masih saja Claretta pura-pura tidak tau. "Lo mau ngomong sesuatu 'kan?"
Claretta tampak berpikir, lalu ia menunjukkan deretan giginya yang rapi. "Hehehe.. tau aja si cantik" katanya sambil mencolek dagu Natalia
Natalia memutar kedua bola matanya malas.
"Jadi gini, lo masih inget gak cowok yang kemarin nyenggol lengan gue? Yang jatohin banana cake gue sampe baju gue kotor?" kata Claretta memulai pembicaraan

KAMU SEDANG MEMBACA
Claretta Emperatriza
AcakCerita ini berkisah tentang seorang gadis remaja yang kesepian. Ia juga dikekang oleh Ayahnya yang membuatnya menjadi siswa pasif di sekolah. Ia juga selalu dibanding-bandingkan dengan orang lain dan yang lebih menyakitkan lagi, ia dibanding-banding...