Bab 2 :: Orang Itu Lagi

76 8 3
                                    

Sabtu kemarin, Claretta senang sekali. Karena Natalia, ia jadi tidak badmood lagi. Ia bersyukur bisa memiliki teman seperti Natalia. Sepanjang hari mereka habiskan di mall. Bermain di timezone, melakukan photobox, dan memakan es krim sambil menonton bioskop.

Aneh, memang. Biasanya jika ingin menonton bioskop, orang-orang membeli pop corn. Tapi, tidak untuk mereka berdua. Mereka malah membeli es krim ukuran besar.

Claretta senyum-senyum sendiri melihat foto-fotonya kemarin bersama Natalia. Ia memberi bingkai dan memajangnya di atas meja belajar miliknya.

Pagi ini, sama seperti pagi kemarin. Rumahnya seperti tidak berpenghuni. Disana hanya ada dirinya, Bi Iyem dan juga Pak Mulyo. Kak Vania belum juga pulang dari rumah temannya. Sedangkan Galen, ia sudah pergi entah kemana sejak tadi. Ayah dan Mamanya masih di Solo. Katanya, mereka disana sekitar satu bulan.

Walaupun mereka sering berkabar melalui video call, tapi tetap saja Claretta disini merasa kesepian. Percuma rumah gede, tapi gak ada penghuninya. Batinnya.

Ia menatap keluar jendela kamarnya. Sudah hampir setahun, hujan belum juga turun. Matahari begitu terik sampai menusuk kulit. Ia menatap awan.

Hai, awan..
Kamu apa kabar?
Pasti kamu sedang bahagia, ya?
Selamat ya atas kebahagianmu
Aku juga bahagia, melihatmu bahagia
Jangan sedih, ya

Hai, awan..
Asal kamu tahu, aku sebenarnya rindu kamu menangis
Aku jahat? Maaf ya..
Saat ini aku tak suka melihatmu bahagia
Aku ingin kamu menangis sekarang juga!
Maaf, aku berbohong karena melihatmu bahagia

Hai, awan..
Jika kamu menangis, aku disini siap menjadi penenangmu
Maka, menangislah agar aku bisa memikul bebanmu juga
Tapi sayang, aku berbohong lagi

Hai, awan..
Kamu tahu, kamu juga jahat?
Kamu egois
Kenapa kamu tidak juga menangis?
Kenapa kamu membiarkanku menanggung rindu yang amat berat ini?
Aku ingin menangis dibawahmu
Aku rindu kita menangis bersama
Karena hanya kamu yang mengerti aku
Jadi, tolong menangislah untukku kali ini saja

Jika ada yang melihat tingkah Claretta saat ini, pasti ia sudah dicap orang gila karena ia berbicara dengan awan. Seolah-olah awan itu lawan bicaranya.

Ia menghela napas panjang. Ia bosan sekali hari ini. Di rumahnya seperti tidak ada tanda-tanda kehidupan.

Ia berjalan menuruni anak tangga untuk menuju dapur dan membuka kulkas. Disana ia mengambil air mineral dan meneguknya sampai habis. Sepertinya Claretta sangat kehausan karena sang mentari yang begitu terik.

Claretta menepuk keningnya tanda bahwa ia mengingat sesuatu. "Oh iya! Gue lupa, hari ini mau ke tempat laundry-nya Natalia"

Kemarin, Natalia menyuruh Claretta untuk ke tempat laundy milik kedua orangtuanya. Natalia juga sudah berjanji untuk membantu Claretta menghilangkan noda di bajunya yang kemarin terkena banana cake miliknya. Sebenarnya, Claretta merasa tidak enak pada Natalia. Harusnya orang yang kemarin menyenggol tangannya yang bertanggung jawab untuk membersihkan noda dibajunya. Tapi, apa boleh buat. Natalia memaksanya. Iya 'kan?

Claretta mencari Pak Mulyo, tetapi iya tidak juga menemukannya. Ia akhirnya menuju kamar Bi Iyem. Ternyata, kamar Bi Iyem tidak ditutup sehingga terlihat dari luar Bi Iyem sedang menyetrika baju.

Claretta EmperatrizaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang