MALAM JUMAT

149 6 2
                                    

Dari sela sela pohon beringin yang besar, tepatnya dipenikungan jalan, aku melihat sesosok wanita sedang bergelayut, dengan badan yang besarnya hampir setengah pohon beringin itu, muka lebar, dengan mata merah menyala.

Sosok itu mengeluarkan suara yang sangat nyaring, suara tertawa khas kuntilanak. Tapi suaranya beda dengan yang difilm film, aneh dan asing didengar.

Bulu kuduk ku pun merinding karna tertawanya yang sangat kencang, tetapi saat itu hanya aku yang melihat dan mendengar.

Aku pun masuk kerumah, untuk memberitahukan hal itu kepada ibuku, tetapi saat itu, aku susah untuk masuk kerumah, jadi aku duduk didepan pintu, dan yang kutemui saat itu kakakku.

Aku pun menceritakan hal yang kualami tadi kepadanya, kakakku pun terkejut akan hal itu.

Dan jam pun menunjukan pukul 22:50.
Ayahku pun mengajak kami untuk pulang,

"Pakde, kami pulang yah, sudah larut malam, besok anak anak mau sekolah juga nih". Ayah ku izin pamit kepada bosnya, ayah ku memanggil pakde, karna itu sebutan Ciri khas orang jawa katanya.

" Oh iyaiya, hati hati yah, temanmu yang berdua tuh awasi, keliatannya salah satu dari mereka tidak enak badan".

"Iya pak, aku juga bawa mobil pelan".

Dimobil kami pun tertidur kecuali ayahku, karna ia harus menyetir, dan mengawasi dua temannya.
Setelah selama satu jam perjalanan, kmi pun tiba dirumah, dan dua teman ayahku pun langsung pulang kerumah mereka masing masing.

Satu minggu kemudian, ada kejadian yang sangat mengejutkan, terjadi dirumahku.
Kajadian itu terjadi pada kamis malam jumat.

Saat itu aku sedang menyalin kerupuk, yang telah digoreng ibu ku, sebelum ia mandi, setelah ibu ku mandi, aku pun sendirian didapur, yah, dapur dan kamar mandiku sangat dekat, jadi aku tidak terlalu takut sedirian didapur.

Setelah hampir 5 menit aku berdiri sambil menyalin kerupuk, aku mendengar seseorang sedang memanggil manggil namaku...

"Dinnnn....dindaa...dindaaaaa ". Suara itu sama persis seperti suara bibiku, rumahku dan bibiku memang terhubung, dan dia juga memang sering memanggilku seperti itu.
Jadi aku berfikir bahwa yang memanggil ku itu adalah bibiku.

Tetapi saat aku melihat kebelakang, itu bukanlah bibiku.
Itu adalah sosok yang kulihat ditikungan tempat bos ayah ku tinggal.
Sontak aku langsung berusaha lari dan berteriak, namun hal itu gagal kulakukan, karna tiba tiba badan ku kaku.

Aku pun mencoba membaca ayat kursi, dan akhirnya aku bisa berlari keruang tamu.

Aku menangis dan berteriak, sampai sampai tetanggaku keluar rumah dan mengahampiriku, ingin mengetahui apa yang terjadi, sampai aku sangat histeris.

Bibiku pun memberikanku segelas air putih, bermaksud untuk menenangkanku, namun itu sia sia, aku masih memandangi pintu yang mengarah kedapur karna disana masih ada sosok itu yang berdiri menatapku, dengan tatapan bahagia.

Ia senang karna aku takut padanya, matanya pun terbuka sangat lebar, rambut panjang, kusut bak sapu ijuk itupun terurai ke lantai rumah.

Aku pun tetap saja menangis, dan tak mampu menceritakan apa yang terjadi didapur.

Aku dibawa kerumah nenekku, untuk membuatku tidak histeris seperti aku berada dirumahku.
Tapi itu sia sia, dan akhirnya, ibuku memanggil orang tua disana, yang bisa mengatasi hal yang terjadi padaku saat itu.
Dannn....

***

Haiii guys, maaf yah dipart ini ceritanya pendek bgtttt, karna kemarin itu aku udh nulis banyak banget, dan ternyata filenya ilang!!!!
Tapi kalian jangan kecewa dulu, karna malam selasa aku bakal publish, kelanjutannya. Karna ini tuh waktu yang sangat mendebarkan ehekkk...

Etsss jangan lupa vote, dan comment yah, biar aku tambah semangat nulisnya!!!



TAK KASAT MATATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang