13 || Di Balik Jamuan

30.4K 4.3K 392
                                    

JAMUAN makan malam keluarga umumnya selalu dinanti-nanti oleh Kael

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

JAMUAN makan malam keluarga umumnya selalu dinanti-nanti oleh Kael.

Namun tidak untuk hari ini.

"Eh, Mbak, aku sekarang udah bisa nyinden, lho."

Kael menoleh. Menatap Shasha yang kini sedang menata rambutnya. Adiknya itu kuliah di Surabaya dan sekarang sedang libur, jadi pulang ke Jakarta. "Masa?"

"Beneran lho! Aku belajar dari UKM Kesenian."

"Oh ya? Coba nyinden di depanku."

Shasha menyengir. "Tapi jangan diketawain ya, hehe."

Kael membalikkan badan untuk memberi perhatian penuh kepada adiknya. Shasha duduk tegap dan memejamkan mata, lalu berdeham untuk memperlancar jalan suara. Kemudian, sepenggal tembang berbahasa Jawa mengalun dalam ruang kamar adiknya itu. Terdengar merdu. Membuat Kael seolah terlempar pada masa ketika dia pernah mendengar sinden langsung ketika mendatangi acara di Yogyakarta.

Setelah Shasha berhenti dan menatap Kael, Kael tersenyum bangga. "It's beautiful."

"Beneran, Mbak? Cengkoknya pas?"

"Pas."

Suara ketukan menginterupsi mereka. Pintu terbuka, menampilkan Asisten Rumah Tangga keluarga mereka. "Misi Non, udah dipanggil Bapak sama Ibu, disuruh turun ke halaman belakang."

"Oh, iya. Makasih, Bi," ujar Kael. Keluarga mereka kali ini melakukan sarapan siang di halaman belakang. Hampir-hampir seperti pesta kebun. Calvin, sang anak sulung, bekerja di Australia dan hanya pulang 2-3 kali dalam setahun. Shasha juga hanya pulang beberapa kali setahun karena sibuk kuliah. Itulah kenapa perjamuan makan dengan keluarga inti lengkap seperti ini sangat penting. Karena mereka seringkali terkendala kesibukan masing-masng sehingga sulit bertemu.

Kael dan Shasha berjalan menuju teras belakang rumah mereka. Di sana, sudah tersedia sebuah meja makan dengan berbagai makanan tersaji. Shasha langsung berlari karena menghirup aroma sedap rempah-rempah masakan. "Wuihh, makanannya kesukaanku semua ini!" seru Shasha, mengamati jamuan di meja makan panjang. Semua terlihat sudah siap kecuali tatakan tumpuk untuk kue-kue yang justru belum terisi.

Kael melihat ke sekeliling dan tak menemukan orangtua yang katanya memanggil mereka kemari. "Bi, lihat Bapak sama Ibu?"

"Ibu di dapur, Non. Kalau Bapak saya lihat tadi di ruang depan lagi telepon."

Baru saja Kael ingin bertanya di mana Calvin, sosok kakaknya itu langsung muncul sambil membawa boks kue. Calvin meletakkan boks kuenya di meja, lalu meminta salah satu ART untuk menatanya.

Shasha segera memeluk Calvin dari belakang "Kak Vin, mana oleh-olehnyaaa?"

"Ada di kamar. Ntar ya habis brunch ini."

"Gitu dong. Sayang deh sama Kak Vin."

"Halah, kamu sayang kakak kalau ada maunya aja."

"Gimana kabar Kak Vin? Kerjaan di Aussie lancar?"

Rengat (Bisai #1) | ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang