Diambil posisi duduk yang enak ya, karena part ini bakalan panjang.......
Vote sebelum dibaca
*********
#Happy Reading#
*******"Aku berjanji. Aku akan berubah. Aku akan menjadi ayah yang lebih baik untuk anak kita"
Oh......
Seperti ada sesuatu yang menari-nari di perut So Eun mendengar bagaimana Kim Bum berjanji untuk anak mereka. Suara lembut dan meyakinkan itu tentu saja membuat So Eun terenyuh. Perasaan lega dan bahkan senang pada akhirnya Kim Bum mau menjanjikan sesuatu padanya tanpa keterpaksaan. Tidak seperti janji pernikahan mereka yang dibuat justru tidak mereka jalankan.
So Eun melepaskan pelukan dari tubuh Kim Bum, diciptakannya sedikit jarak antara mereka dan kemudian mendongkakkan kepala untuk bisa melihat mata Kim Bum."Kau bersungguh-sungguh?"
Kim Bum mengangguk cepat, menjawab dengan melebarkan senyum yang masih betah membuat So Eun terperangah.
"Aku berjanji. Tapi aku butuh kau untuk membantuku. Kau tahu, aku tak paham hal-hal seperti itu. Aku belum pernah punya anak dan sebagainya"
"Kita pelajari bersama-sama"
So Eun langsung memberi tanggapan, wanita itu mengangkat tangan kemudian memamerkan jari manisnya di depan Kim Bum.
"Janji?"
Ulangnya yang ditanggapi Kim Bum dengan senyuman kemudian membalas jari manis So Eun.
"Janji"
Jari mereka saling bertautan hingga keduanya saling memandang dan tersenyum kemudian
********
"Susu di gelasmu ikut menangis melihatmu menangis" Ejek Kim Bum, setelah mereka menyudahi drama sialan mereka. So Eun kembali duduk serta Kim Bum kembali ke depan kompornya. Maka sudah bisa dipastikan Kim Bum akan terlambat ke kantor."Bagaimana kau menyeduhnya?"
"Ada aturan pemakaiannya. Di belakang"
Kim Bum menunjuk-nunjuk belakang kemasan susu yang dipegang So Eun. Mereka sama-sama terlalu bodoh untuk hal-hal seperti itu. Mereka sama-sama tidak tahu menahu tentang bagaimana seharusnya mengurus ibu hamil.
"Percayalah. Aku tidak mungkin meracunimu"
"Kau sulit dipercaya"
Canda So Eun untuk menjawab, diperhatikannya lagi Kim Bum yang kembali sibuk di depan kompor. Pria itu terlalu serius pada masakannya. Andai saja So Eun bisa memasak, So Eun juga tidak akan merepotkan siapapun. Jika sudah seperti ini, So Eun akan mengingat sang ibu yang dulu selalu memasakkannya apapun yang ingin dimakannya.
Tidak mungkin membiarkan Kim Bum berkerja sendirian, So Eun memutuskan berdiri dari duduknya saat dilihatnya Kim Bum sudah hampir selesai. Wanita itu berjalan keluar dari dapur. Memasuki kamar kembali dan di dalam sana So Eun membuka lemari.Bukan, bukan lemari pakaiannya.
Tetapi milik Kim Bum.Dipilihnya kemeja serta dasi yang cocok dengan jas Kim Bum. Diletakkannya di atas ranjang kemudian So Eun memasuki kamar mandi memastikan semua peralatan mandi Kim Bum serta handuknya siap pakai.
Sedikit dibersihkan So Eun kamar mandi, disiramnya pelan dan terlalu serius.
Sementara Kim Bum sudah menyudahi kegiatannya di dapur dan berencana secepat mungkin bersiap dan segera ke kantor. Berjalan cepat ke arah kamar dan memasuki kamar mandi tanpa sadar jika So Eun sedang melakukan kesibukan di sana
"Astaga So Eun. Apa yang kau lakukan. Kau membuatku terkejut"
Kim Bum menyentuh dadanya yang berdetak cepat. Saling berlomba yang hanya ditanggapi So Eun dengan senyum puas. Dia tidak merasa bersalah telah membuat Kim Bum demikian dan justru keluar kamar mandi.