03 : Kim Namjoon

24 5 4
                                    

Jadi aku sama Namjoon itu ketemu waktu di perpus,aku ngga sengaja nabrak dia lagi bawa setumpukan buku gitu. Gini loh ceritanya.

 Gini loh ceritanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Hari ini kelas aku heboh banget. semuanya pada lari-larian ke arah perpus karna ingin tau benar atau engganya sebuah rumor.

jadi tadi pagi di kelasku, kai, si anak leteng, tiba-tiba nutup pintu dan ngomong serius di depan kelas.

"mbak intan jadian sama wakasek,"

kami terbelah jadi dua kubu. tim lelaki yang tidak rela  ketika mbak intan yang terkenal ramahnya itu  punya tambatan hati baru, sedangkan tim perempuan ingin menangis karena wakasek sekolah yang masih muda dan keren dan tampan itu malah memilih mbak intan di banding perempuan lain yang mendekatinya.

jadi sebenarnya mereka tidak rela karena,

hei, kalau kau satukan yang alim dengan yang alim, kehidupan mereka akan sangat damai. dan itu tidak seru. sekolah ini butuh drama!

dowoon menggeret lenganku dengan semangat, seperti mengantri sembako murah di pasar minggu. aku sedikit kesal karna acara makanku terganggu. jujur saja, aku tidak begitu peduli ketika wakasek itu punya tambatan hati baru, yang hanya aku pedulikan hanyalah, aku kenyang, dan itu lebih membahagiakan jika dibandingkan dengan mengetahui kalau wakasek idamanmu mempunyai tambatan hati baru.

"dowoon, embung ih. lepas teu?"

aku merengek, namun sepertinya malah sia-sia saja. anak ini tidak menghiraukanku sama sekali. ditambah dengan suasana yang ricuh karena ini jam istirahat, suaraku mungkin hanya sebesar 20 desibel. hanya anjing yang bisa mendengarnya, namun sayang seribu sayang, dowoon bukan sejenis anjing tapi sejenis--domba.

"dowoon," aku merengek dan menapakkan kakiku keras-keras di lantai, berharap semoga dowoon berhenti karena bebanku yang bertambah berat. tapi nihil, aku tetap saja tergeret. seperti anak kecil yang bermain dengan ayahnya, di lantai yang licin sehabis hujan.

brak

"duh, dowoon. aku bilang--aww,"

anak ini, kenapa melepaskan tangannya tiba-tiba? pantatku sakit sekali ini, huhu ayaah.

"maapkeun, hyeri. kayaknya aku harus ke kantin, cacing-cacing di perut ini butuh nutrisi," ujarnya lalu pergi mau ninggalin aku yang jatuh terduduk di tengah koridor.

"dowoon, ai kamu gelo apa gimana?" seruku sedikit kesal, tapi dia malah cengengesan aja kayak apa. plis ya tuan dowoon. putrimu ini jatuh, tau!

"misi semuanya, mau lewat--

bruk.

"hyeri!"/"aduh, mbak!"

Nguing.nguing.

Aku pusing banget, mau buka mata aja rasanya berat banget. Aduh, tadi apasih yang nimpa kepalaku?

"mbak?"

Before Five Siblings | K.IdolsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang