Beberapa tahun kemudian, waktu membuat aku dengan buaianku sudah terpisah.
Aku sudah tak butuh buayan lagi karena aku sudah beranjak dewasa. Apalagi aku baru saja lulus SMA, aku sudah memikirkan pendidikanku selanjutnya.
Aku harus memikirkan masa depan.
Suatu hari, aku sedang membersihkan kamarku. Disaat aku ingin memindahkan barang barang lama dikamarku, aku melihat buaian semasa kecilku. Buaian itu tampak sudah berdebu dan banyak sobekan karena kainnya sudah mulai lapuk.Tanpa berpikir panjang akupun membuang buaian itu ditempat sampah belakang rumah dengan niat ingin membakarnya. Aku rasa itu sudah tak dibutuhkan lagi karna buaian itu sudah tak layak pakai.
Tak lama setelah ku membuang, aku melihat ayah mengambil buaian itu dan menggantungnya kembali.
Aku langsung mendatangi ayah. "Ayah, aku harus membuang buaian itu karna aku tak ingin melihat barang seperti sampah ada dikamarku." Ujar aku dengan tatapan lebar ke wajah ayah.
Saat itu ayah hanya diam menatap wajahku. Aku langsung mengambil buaian itu dan membuangnya kembali. Akan tetapi Ayah mengambilnya kembali.
Aku benar benar marah. Aku langsung berkata kasar kepada Ayah. Perkataanku itu adalah perkataan yang tak wajar dari penyampaian anak terhadap orang tua.
Ayah tak berkutik apa. Ia hanya batuk batuk sambil membersihkan buaian itu.
Ketika malam hari, aku mendengar batuk ayah di ruang depan. Aku langsung berdiri dari ranjang tempat tidurku. Aku berjalan menuju pintu kamarku sambil membuka sedikit celah di pintu. Aku mengintip ayah yang ternyata sedang menjahit kain buaian itu. Terlihat mata ayah yang sangat mengantuk diiringi kuapan berkali kali.Perlahan aku menutup pintu kamarku kembali dengan perlahan agar ayah tidak mengetahuiku yang sedang menyaksikannya dari celah pintu. Aku bersandar di pintu tersebut sambil memejamkan mata dan menghirup nafas panjang. Aku masih heran, mengapa ayah sangat peduli dengan buaian itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
BUAIAN AYAH
Short StoryAyah dimanapun engkau sekarang, aku rindu, apakah engkau baik baik saja Ayah? aku rindu masa kecilku, pengen rasanya aku kembali ke masa kecil agar aku bisa mendengar alunan sayat suaramu saat membuaikanku.