02\\About Brother

749 123 8
                                    

▪︎▪︎▪︎

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

▪︎▪︎▪︎

BEBERAPA HARI mereka lewati bersama. Ada suatu hal yang takkan pernah berubah; Seungmin yang selalu bangun terlebih dahulu dan Jisung akan menjajah daerah yang Seungmin tinggalkan. Tak jarang Seungmin merasa sesuatu yang berat menimpanya tatkala terlelap. Ia membuka netra dalam keadaan setengah sadar, mendapati sebelah kaki pemuda Han tengah memeluk dadanya. Bantal malah beralih fungsi menjadi guling. Pelan-pelan Seungmin membantu posisi Jisung agar lebih baik, berupa menggeser anggota gerak bawahnya. Namun percuma, tak sampai jarum detik memutar penuh. Kaki Jisung kembali mendekapnya.

Berkali-kali ia melaksanakan kegiatan yang serupa, yakni; memindahkan kaki Jisung kepada tempat yang seharus. Sedemikian banyak sehingga Seungmin mengangkat tangan dan tidur di sofa. Namun, Seungmin hanya mampu mengangguk maklum. Karena itulah salah satu risiko yang ia harus terima, Jisung sendiri telah memperingati; "Cara tidurku jelek," katanya.

Setidaknya Seungmin bersyukur, tidak setiap malam ia perlu merana sedemikian rupa. Terkadang--jarang sekali--Jisung diam tak berkelit sejengkal pun.

Pemuda yang diyakini sebagai pelukis, menyukai makanan manis.

Terlihat jelas, tatkala Seungmin pulang sehabis kerja. Ia membawa kotak yang berisikan tiga potong kue. Ada cheesecake, black forest, dan chocolate cake. Jisung segera membersihkan kedua tangannya yang terlumuri berbagai warna cat air. Tetap dengan raut tak acuh, ia mendekati Seungmin di meja makan. Lalu bertanya, "Aku boleh makan satu?"

"Aku beli memang untuk dimakan bersama," balasnya tersenyum, tipikal sungging yang menutup jendela dunia dan hanya meninggalkan segaris tipis. Tanpa butuh aba-aba, Jisung segera mengambil garpu dan piring kecil, untuknya dan Seungmin. Jemari pemuda Kim menaruh cheesecake ke piring Jisung. Netra Jising melebar sejadinya, jakunnya naik turun, meneguk saliva. Bukannya tiada alasan Seungmin memberikan cheesecake, sebab kedua indra penglihat Jisung tak melepaskan diri dari potongan cheesecake itu. Terlampaui kentara bahwa ia ingin.

Seungmin sendiri mengambil chocolate cake. Memotong dengan garpu, menyuapi mulut, membiarkan cokelat melumer pelan-pelan di lidah. Enak sekali. Jisung yang di seberangnya memakan dengan wajah berbinar masih tanpa garis melengkung, tetapi ia bahagia.

Memakan dalam kesunyian menjadi kebiasaan mereka, bukan sejenis kesunyian mencekam yang berada dalam film horor, bukan pula kesunyian yang berusaha sebaik mungkin tuk menghilangkan kecanggungan. Namun, serupa senyap yang mereka nikmati dengan sesekali melirik sesama. Tatkala netra mereka bertemu, Seungmin akan memberi sungging lebar memancarkan ketulusan seperti biasa dan Jisung akan membalas dengan mengangkat salah satu sudur bibir, memamerkan senyuman tipis. Hanya dari menangkap ekspresi yang tertampang, telah cukup bagi mereka tuk mengetahui perasaan satu sama lain.

Tersisa satu black forest terlihat jelas bahwa Jisung menginginkannya. Tetapi, ia juga merasa tak tahu diri jikalau mengambil. Seungmin yang menyadari, tertawa pelan. Ia memotong segitiga dari sudut tertajam, hingga terbagi menjadi segitiga yang lebih tipis dan kecil.

Night of Sixth Magnitude Star ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang