Aku selalu ingin membuat setiap orang bahagia. Mentari saat fajar tak pernah lebih ceria dari apa yang akan akan aku sampaikan pada setiap orang pagi ini. Kehidupanku akan selalu membuat orang lain ceria, bahkan lebih bahagia dari hari sebelumnya. Bahkan orang tidak aan mengerti bagaimana aku bisa membuat mereka bahagia. Senyumku selalu muncul renyah di sela sela perasaan mereka yang sedang sedih. Mereka yang suram tidak akan silau akan sinar yang kupancarkan, namun mereka akan merasa hangat saat aku ada didekatnya, karena aku hanya akan memancarkan sedikit cahaya, namun mampu mencairkan suatu kesedihan yang ada di dekatku. Hangat, renyah, ceria, hanya itu yang ada di dalam otak dan fikiranku. Setiap mereka bertemu aku kubagikan setiap senyuman, setiap candaan, serta setiap kasih sayang yang aku punya agar tidak ada yang merasa sendiri sepi, serta sedih. Sedih hanya bagian kecil dari hidupku yang tidak perlu mereka tahu. Aku hanya ingin membagikan keceriaan dan kebahagiaan, tidak yang lain. DUNIAKU adalah dunia di mana tidak ada orang yang meneteskan air mata sedih. Mereka yang ada didekatkan tidak boleh merasa suffering, karena suffering hanya akan mematikan cita cita, dan mematikan langkah untuk maju ke depan. Tawa ini takkan habis jika aku bagikan ke setiap orang, senyum ini takkan mengkerut meski setiap orang menerimanya. Bahkan senyum ini akan bertambah lebar waktu seiring orang yang menerimanya juga membagikan senyumnya. Matahari itu mulai terbit, malam telah berganti dengan pagi, tidur telah diganti oleh bangun, sepi dengan berganti dengan ramai. Sendiri terbuang, dan kemudian ditemukanlah dengan keluarga. Kata kata itu membuatku lebih senang lagi " Terimakasih ya..." " Ceriamu mengubahku.. " " Candamu menggantikan sedihku" " Kasihmu menidurkan rasa sakitku". Semangat ini tak padam walau hujan itu lebat, walau genangan ini berulang kali membuatku jatuh, serta debu tak jarang membutakan sementara mata. Namun senyum ini harus terus tersampaikan. Karena DUNIAKU tidak ada kesedihan, dan kenangan buruk hanya akan aku buangkan, tanpa tersisa.
