part 6

2.7K 162 11
                                    

Bunga mekar dengan indah, namun lebih indah saat lebah menghisap madunya.
Sama halnya denganmu, kamu indah tapi akan lebih indah jika kamu menjadi milikku sepenuhnya....




























.
.
.
.

"Lisa" ucapnya dingin

"Eh n-nee"

"Nomor telephone mu" menjulurkan hp nya ke Lisa, dia melihat Jennie sejenak.

"Untuk apa?"

"Aku mau kirim ayam goreng, pisang, sapi, tahu, kuda, dan masih banyak lagi" ucapnya datar makin menatap tajam ke Lisa

"Ah ahhhh nee, eh haahh??" Ucap Lisa dengan ekspresi bingung, takut membuat Jennie menunggu lama, Ia langsung mengambil hp Jennie dan menuliskan nomornya

"Aku hanya bercanda, Gumawo" ucap Jennie berlalu masih dengan wajah datarnya

Lisa hanya menatapnya yang semakin melangkah menjauh darinya. Ketiga orang di depannya malah menatap heran ke arah Lisa dengan banyak pertanyaan berkecamuk di otak mereka.

"Kamu mengenalnya?" Tanya Jisoo kini

Lisa hanya diam masih menetralisir detakan jantungnya yang tidak baik-baik saja, ia terus mencoba menenangkan dirinya.

"Kamu kenapa Lisa?" Kini giliran Min ho yang bertanya

Masih sama seperti tadi Lisa hanya diam, akhirnya mereka menyerah. Membiarkan Lisa dengan diamnya, merekapun memulai memakan kembali makanannya yang mulai dingin

"Apa-apan tadi itu, kenapa dia sangat menyeramkan. Uhhh" ucapnya pelan hampir tak terdengar sambil menggoyangkan badannya seperti orang yang sedang kedinginan

Ddrrttt

Xxxxxxx

"Temui aku nanti sore di atap campus"

Lisa
"Jennie?"

Xxxxxx

"Nee"












Skip

Mata kuliah terakhir telah selesai, kemudian Lisa berpamitan pada Jisoo dan Min ho karena tidak bisa pulang bersama dengan alasan sedang ada tugas dari dosen.

"Mian unnie,"

"Gwenchana Lisaya, lain kali kita bisa pulang bersama lagi" ucap Jisio tersenyum manis lalu melangkah meninggalkan Lisa yang juga mulai beranjak dari tempatnya untk naik ke atas campus.

Didalam perjalan menuju atap, Ia terus berpikir. Apa aku akan baik-baik saja jika aku ke sana? Apa aku tidak perlu ke sana? Emm, aku sangat takut tapi aku lebih takut lagi kalau dia yang menghampiriku dengan tatapan seperti di kantin tadi. Itu membuatku merinding hihhh. Ucapnya bergidik.

Tanpa Ia sadari kakinya sudah berada di ambang pintu menuju atap campus. Sejenak Ia berdiri memejamkan mata untuk meyakinkan dirinya bahwa Ia akan baik-baik saja.

Lalu Ia pun membuka pintu tersebut.....










.....








....













(Don't) See Me! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang