Beberapa hari ini moodku sampai di level happy maksimal! Tentu karena seminggu terakhir ini video kami jadi trending di kampus, hampir semua orang membicarakannya, saat aku lewat lorong, ada di kelas, atau kantin, bahkan saat di dalam angkot.
Pembahasannya beragam, dari mulai memuji permainan kami, meledek kostum kami, sampai mulai ada hujatan yang tidak enak didengar. Kadang agak sebal mendengarnya, tapi kami enggak boleh anti kritik! Dan yang paling penting, kami sudah mulai mendapat atensi orang-orang dulu, mungkin akan membantu karir kami kedepannya?
"Kenapa senang banget sih kamu kelihatannya akhir-akhir ini?" Riani terlihat bingung melihatku senyum-senyum sumringah di kelas dosen killer tadi. Dia memasukan buku dan alat tulis yang sudah selesai digunakan.
"Enggak kenapa-kenapa, senang aja video LoeTube kita banyak yang tertarik! Memangnya kamu enggak? Seminggu ini orang-orang sekampus ngomongin kita lho! Trending Ni!" Jawabku antusias.
"Ohh... aku kira kenapa... Gimana Ussy, dia udah beres kuliahnya? Jadi mau makan siang bareng enggak?" Katanya santai.
"Belum balas dia, nanti kita nunggu dikabari aja sambil jalan ke kantin aja yuk." ajakku pada Riani karena kebetulan jadwal kuliah kami sudah selesai hari ini, sambil berjalan santai di koridor menuju kantin kampus kami membicarakan tentang cover Rindu Band yang baru, memang paling senang kalau punya teman sesama fans!
Ting!
HP-ku berbunyi, balasan pesan dari Ussy.
"Ini baru dijawab Ni, katanya duluan aja ke kantin kita, dia nyusul" Aku mempercepat jalanku sambil menaruh HP di kantong celana.
"Mon! Tungguuuuin! Jalannya jangan cepat-cepat, bawaanku hari ini banyak!" Riani tertinggal di belakang dengan dua tangannya penuh memeluk buku-buku panduan, di punggungnya tersampir backpack yang lebih mirip tas naik gunung, dan salah satu tangannya pun menjinjing tas laptop. Dia ini sebetulnya mau kuliah apa buka les ya?
"Haduh.. Mon... kamu laper banget ya?" Riani tergopoh-gopoh menyusulku, segera kubantu dia dengan membawa beberapa buku-buku tebal yang dia pegang.
"Haha, sorry sorry, aku laper banget! Nanti di lantai satu kita mampir ke lokermu dulu deh, ini buku panduan cepetan ditaruh sana."
"Ya udah ini kamu tambah bawain ini ya, tangan drummer kan lebih kuat!" Candanya sambil tertawa ringan. Ditambahnya tumpukan buku yang kubawa.
"Ih, Rianiii!! Nanti jajanin aku lemon tea lho ya!" Candaku balik.
Setelah turun melalui lift, kami mampir dulu ke loker Riani yang terletak di lantai satu. Setelah akhirnya menaruh buku-buku panduannya di loker, dia terlihat seperti terbebas dari beban-beban hidupnya, lega! Aku juga, buku panduan yang tadi aku bawakan tebal dan berat banget. Kok dia tahan sih bawa sebanyak itu?
"Mon, kamu kenapa enggak sewa loker aja sih?" tanya Riani sambil mengunci lokernya.
"Enggak ah, mending uangnya buat sewa studio atau keperluan band aja. Bawa yang berat-berat juga bisa jadi latihan otot kan." aku berpose menunjukan lenganku seperti memamerkan otot.
"Hm, betul juga supaya semakin kuat menabuh drum ya." Kata Riani sambil manggut-manggut.
"Hush ah! Ngomongin tangan aku mulu! Ayo ke kantin cepetan, nanti Ussy keburu dateng." Aku memukul pelan tangan Riani yang disahut dengan teriakan kecil.
***
Kantin di jam istirahat begini ramai sekali, aku dan Riani berburu kursi terlebih dahulu, kami menelusuri meja demi meja yang ada, untunglah di depan kedai ayam geprek ada satu meja kosong dengan tiga kursi, pas sekali!
KAMU SEDANG MEMBACA
Beauty and The Beat (Virgo And The Sparklings Spin Off)
Teen FictionMonika, gadis asal Maluku yang merantau ke Surabaya untuk mengejar mimpinya memiliki sebuah band. Namun ternyata membentuk band tidak semudah yang dia bayangkan, bisakah ia dan teman-temannya melewati semua tantangan yang ada?