Fianda. (Bagian Lima)

16 7 1
                                    

" Dasar pria modus dulu bilang jodoh hanya karena nama kita sama. Sekarang bilang jodoh ke cewek lain karena suka sama tim sepak bola yang sama. Nanti ketemu manusia yang sama sama mata dua juga dibilang jodoh"-Nadira.

Kelas sedang ramai ramainya ketika Nadira melangkahkan kaki ke kelas. Nadira fokus berjalan kearah tempat duduk kursi nya.

"Ada apa sih?" Tanya Nadira kearah Dila dan Rani.

"Nadipta lagi PDKT" Jawab Rani masih menyaksikan kerumunan didepan kelas itu.

"Oh ya? Sama siapa?" Tanya Nadira ingin tahu.

"Fianda. Anak sekelas kita kok" Jawab Dila menjelaskan. Nadira langsung menatap kearah depan, tempat dimana Fianda duduk. Masih sebaris dengan Nadira.

Oh ternyata gadis itu. Dan siapa tadi namanya? Fianda. Nadira memang tipe orang yang sangat tidak memperdulikan sekitar, ia bahkan tidak sadar kalau ia sekelas dengan gadis itu selama tiga hari ini.

"Kita punya hoby yang sama. Suka sama tim sepak bola yang sama. Semoga kita jodoh ya Fi" Ucap Nadipta yang langsung membuat gelegar semua orang.

"Boleh minta nomer hp?" Tanya Nadipta kepada Fianda. Gadis itu langsung menulis kan nomer hp nya di selembar kertas dan langsung di berikan kepada Nadipta.

"Sekarang nomer hp dulu. Besok nomer rumah ya. Buat ngapel" Siswa sekelas langsung berteriak heboh mendengar rayuan murahan dari Nadipta itu. Tak terkecuali Dila dan Rani yang katanya langsung salah tingkah ketika mendengar Nadipta mengatakan itu.

Nadira enggan bergabung dengan mereka, atau menjadi norak seperti Nadipta. Nadira memutuskan untuk tetap duduk dikursi nya. Menyumpal telinganya dengan earphone yang kini memutar lagu kesukaannya. Jam masuk MOS masih tersisa 15 menit lagi.

Dan perlu kalian ketahui ini adalah hari MOS terakhir di SMAN2 ini. Selanjutnya murid akan di bagi perkelas sesuai dengan jurusan yang akan diambil nya masing masing dan aku berharap aku tidak sekelas dengan Nadipta.

       *****NADIPTA*****
Nadira menyeka keringat yang mengalir didahinya, hari ini akan banyak aktivitas yang di lakukan di hari terakhir MOS. ini baru pengenalan guru guru dan mata pelajaran yang akan di dalami di SMA ini saja, masih banyak rentetan aktivitas lain setelah ini.

Dila dan Rani pergi kekantin untuk membeli air mineral. Nadira memutuskan meminum air mineral yang sudah di bawa dari rumah.

Kelas ini bahkan terasa panas saat ini. Nadira mengipaskan buku kearah wajah dan leher nya untuk mengurangi sedikit rasa panasnya.

Tak lama kemudian terlihat Nadipta menghampiri kursi Fianda. Nadira tak sadar bahwa ia berada dikelas ini bersama Fianda.

Terlihat Nadipta membersihkan keringat Fianda dengan sapu tangannya. Lalu menyodorkan air mineral dingin kepada gadis itu.

Sumpah demi apapun, itu adalah hal ternorak yang pernah dilihat Nadira. Bukan berarti Nadira cemburu ya. Enggak sama sekali!

Nadira mengikat asal rambutnya, menyatukan rambut yang tadi nya tergerai itu. Bersamaan dengan itu Nadipta lewat untuk menuju ke bangku duduk nya yang berada tepat dibelakang Nadira itu. Ia memasang senyum tipis yang langsung diabaikan oleh Nadira.

Nadira berfikir sejenak. "Dasar pria modus dulu bilang jodoh hanya karena nama kita sama. Sekarang bilang jodoh ke cewek lain karena suka sama tim sepak bola yang sama. Nanti ketemu manusia yang sama sama mata dua juga dibilang jodoh" Begitu fikir Nadira, benar kan dugaannya. Pria aneh yang sok kecakepan ini adalah pria playboy. Untung saja Nadira tak pernah terjebak dengan kata katanya itu.

      *****NADIPTA*****
Nadira berlari kecil ke arah kerumunan orang banyak, ia duduk sebentar. Masih enggan bergabung berdesak desakan dengan orang yang berada disana. Hari ini hari terakhir mos, dan ini juga hari pembagian kelas mereka selama tiga tahun kedepan. Dan Nadira sedang mengantri untuk mengetahui dikelas mana ia berada saat ini.

Begitu kerumunan sudah mulai sepi, Nadira mulai bangkit menghampiri mading yang ditempel selebaran kertas.

"Nadira Anastasya" Ia menelusuri kertas kelas yang berisi namanya.

Dan ketemu! Ia masuk dikelas X3 IPA. Ia melihat sekilas nama Nadipta yang terletak di urutan kelas X1 IPA. Hebat juga pria itu, nekad mengambil jurusan IPA.

Dan setelahnya Nadira mencari nama sahabat sahabatnya yang ternyata tidak sekelas dengan nya.

Dila dikelas X1 IPA, berarti sekelas dengan Nadipta. Rani dan Aldo sekelas dikelas X2 IPA. Dan yang lebih mengejutkan lagi, si pria aneh sekelas dengan pasangan anehnya Fianda. Halah biarkan saja, tidak ada urusannya denganku sama sekali.

     *****NADIPTA*****
MOS akhirnya selesai dihari ketiga,hari ini. Setelah tadi upacara peresmian ditutupnya MOS. Besok kami sudah resmi menggunakan putih abu abu. Yeay!!

Dan saat ini Nadira sedang berada dikamar nya untuk bersiap siap datang ke pesta ulang tahun Aldo. Ia sibuk memilih baju yang padahal sudah satu lemari ia keluarkan semua, namun belum ada yang cocok katanya.

"Yang ini aja Dir. Cantik ko" Dila menawarkan gaun bunga bunga yang kelihatannya selutut bila dipakai oleh Nadira.

"Gak mau itu tuh udah ke kecilan Dil. Lagian itu baju ku lima tahun silam tau" Jawab Nadira masih mengacak ngacak baju dalam lemarinya.

"Menurut aku sih. Pakai baju yang menurut kamu pas, karena cantik itu diciptakan karena penampilan yang bikin kamu percaya diri Dir" Rani ikut angkat bicara, akhirnya. Sedari tadi ia hanya memperhatikan dua sahabatnya itu, yang sibuk memilih baju.

"Iya juga sih" Nadira menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Mengedarkan pandangan kearah baju yang sudah dikeluarkannya semua itu. Ia tampak berfikir akan pakai baju yang mana ia nanti.

Pilihannya jatuh pada kemeja kotak kotak lengan seperempat dengan rok bunga bunga selutut yang akan ia padupadankan dengan flaatshoes. Jujur sebenarnya Nadira paling tidak suka mengenakan rok namun tidak apa apalah untuk satu hari saja dihari spesial Aldo.

     *****NADIPTA*****
Nadira membungkukan kepalanya bingung, rasanya sudah setengah jam ia mengelilingi toko ini untuk mencari hadiah yang tepat untuk Aldo. Sahabatnya menunggu dibagian luar toko, ia sudah menduga bahwa Nadira akan mondar mandir tak karuan seperti ini.

Tak lama kemudian ponselnya berdering. Nama Dila tertera disana. Segera ia menekan tombol hijau untuk menjawab panggilan dari Dila.

"Cepetan Dir. Kalau begini caranya acara nya bisa bubar sebelum kita datang" Belum sempat Nadira mengucapkan salam. Dila sudah menyerangnya dengan omelan.

"Iya iya tunggu 5 menit lagi ya" Nadira langsung mematikan sambungan teleponnya.

Ia melihat ada satu jam yang menarik perhatiannya, jam berwarna putih yang bertuliskan nama tim sepak bola kesukaan Aldo. Ia mengetahui tim sepak bola kesukaan Aldo,  dari sosial media yang sempat ditelusuri kemarin dengan sahabat sahabatnya.

Nadira langsung menuju kekasir untuk membayar jam yang sudah dipilihnya.

-Valenciaaa 💜

Nadipta. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang