-Gakusah ribet. Kamu cuman diajak jalan bareng. Bukan hidup bareng-Rani.
Nadira telah mematut dirinya di cermin sebanyak ribuan kali. Dila dan Rani bahkan berulang kali menggelengkan kepala mereka melihat kelakuan sahabatnya ini. Hari ini mereka berdua berencana menginap dirumah Nadira, karena besok adalah akhir pekan dan mereka libur sekolah.
"Serius ini udah pas ya Dil,Ran?" Nadira memutar mutarkan tubuhnya didepan cermin. Seolah olah takut ada bagian yang terlewat yang belum sempat ia nilai.
Rani dan Dila menarik nafas panjang.
"Udah Dir. Kamu berdiri di cermin itu dari jam 2 siang. Dan sekarang ini udah jam 5 kurang 10" Dila menjawab pertanyaan sahabatnya yang rasanya sudah ribuan kali pertanyaan itu terlontar dari mulut Nadira.
"Hah? Serius udah jam 5 kurang 10" Nadira segera mengecek jam mengantung di dinding kamarnya.
"Astaga. Aku harus buru buru nih. Sebelum Aldo jemput Dil" Nadira menepuk keningnya pelan. Bahkan tak terasa sudah hampir tiga jam ia setia berdiri dihadapan cermin ini.
"Kamu tuh ya. Selalu ribet banget, ini tuh jalan bareng doang Dir. Bukan hidup bareng. Apalagi diajakin hidup bareng. Keburu tua si Aldo nungguin kamu" Rani berbicara dengan biskuit yang masih menyumpal mulutnya.
"Oh engga dong kalau untuk hidup bareng. Langsung ku terima detik itu juga" Nadira memasang senyum lebar di bibirnya.
Tak lama kemudian terdengar suara handphone Nadira yang menandakan ada pesan masuk
Aldo
16:56
Aku udah dibawah nih Dir.Nadira mengintip dari jendela kamarnya yang langsung menghubungkan kamarnya dengan teras rumahnya. Dan benar saja. Aldo sudah datang.
Tanpa mengetikkan balasan untuk Aldo. Nadira segera bergegas menuju halaman rumahnya seraya menenteng flatshoes favoritnya.
"Aku keluar duluan ya Dil, Ran. Aku pasti pulang cepat kok. Kalian disini aja dulu" Nadira melambaikan tangannya ke arah dua sahabatnya yang kini masih asik dengan makanan ringan di hadapan mereka.
Dila tersenyum seraya melambaikan tangannya sedangkan Rani mengacungkan ibu jarinya kepada Nadira sebagai bentuk support nya kepada Nadira atas kencan Nadira dan Aldo hari ini.
"Sori nunggu lama ya" Nadira keluar gerbang sambil memandangi Aldo yang kini sangat tampan dengan kemeja biru yang ia gulung hingga se sikut dan kemeja jeans berwarna biru dongker.
Pria ini selalu memabukannya dengan aroma parfumnya yang khas, dan Nadira sangat terhipnotis hanya dengan menghirup aroma parfum pria ini.
"Enggak kok baru" Aldo menyodorkan helm yang tadi berada didepan motornya untuk Nadira. Dan ia mempersilahkan Nadira naik kemotornya.
Nadira kini sudah berada di belakang Aldo. Ia selalu menikmati masa masa seperti ini dan ia berharap waktu dapat berhenti sekarang juga ketika ia bersama Aldo.
*****NADIPTA*****
"Silahkan Turun" Aldo menyadarkan Nadira dari lamunannya sepanjang jalan tadi, dan membantu wanita itu untuk hati-hati turun dari motor besar yang sekarang ia gunakan."Terimakasih" Ucap Nadira. Astaga! Wanita itu benar benar menjelma menjadi wanita anggun sekarang.
Nadira mengedarkan pandangannya. Ia berdiri di suatu mall yang didalamnya terdapat toko buku, tempat wahana bermain, dan beberapa tempat makan.
Aldo mengajak Nadira pertama tama untuk ke toko buku. Memilih milih buku yang akan dibelinya.
Aldo langsung memilih rak buku berisi sejarah dan biografi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nadipta.
NonfiksiTerimakasih pernah hadir, lalu mendekorasi kehidupanku. Terimakasih pernah berjuang membuatku seolah olah merasa paling dicintai. Terimakasih pernah ada membuat ku seolah olah percaya ada sesuatu yang tetap. Lalu kamu pergi, membuat ku sadar tidak s...