Dimples [KNJ]

984 74 42
                                    





Happy Reading!
.
.
.





"Namjoon! Hey, kau makin hari makin terlihat seperti orang gila, bung!"

Sapaan serta tepukan keras dibahu menyadarkan sang empunya bahu kokoh itu dari lamunannya, menghentikan senyuman lebar yang sedari tadi terpampang jelas diwajahnya.

"Aish, mengganggu saja kau." dengus Namjoon kesal.

"Habisnya. Kau pasti tak tahu daritadi orang-orang melihatmu dengan pandangan aneh."

"Hm? Memangnya aku kenapa?" tanya Namjoon bingung.

Sebab ia tak merasa melakukan sesuatu hal yang salah, atau bahkan memalukan sampai-sampai dipandang aneh oleh orang-orang disekitar.

"Itu yang seharusnya kutanyakan padamu! Kenapa kau tersenyum-senyum terus huh? Sudah seminggu lebih kau seperti ini. Dan aku mulai khawatir." Hoseok mulai merangkul Namjoon, menyeret sahabatnya itu kearah kafetaria fakultas seni.

"Eh? Memangnya iya ya?" Namjoon menggaruk tengkuknya sembari tersenyum kikuk, sedangkan sepasang kakinya hanya melangkah mengikuti kemana sahabatnya itu membawanya.

"Ck. Iya. Makanya kutanya ada apa. Apasih yang membuatmu senyum-senyum seperti orang gila begitu seminggu ini?"

Namjoon terlihat berpikir sejenak, namun bukannya menjawab pemuda tinggi itu malah mengalihkan pembicaraan sesampainya mereka di kafetaria. 

"Kau mau pesan apa? Biar aku yang pesankan. Kau cari tempat duduk."

"Oh, aku mau jjangmyeon dan cola."

Setelahnya Namjoon berlalu kearah konter pemesanan untuk memesankan makan siang untuknya dan Hoseok, sedangkan Hoseok menunggu ditempat duduk favorit mereka yang berada diujung kafetaria.

Keduanya kemudian makan sambil bercanda tawa seperti biasa, tanpa mengungkit permasalahan yang tadi. Namun setelah makanan keduanya habis, Hoseok langsung kembali mencecar Namjoon dengan pertanyaan yang sama.

"Nah, sekarang ceritakan apa yang membuatmu senyum-senyum seperti orang gila itu." Hoseok menyeruput colanya.

"Ish, kupikir kau sudah lupa." Namjoon memutar bola matanya kesal.

"Mana mungkin. Sudah buruan, aku penasaran." desak Hoseok.

Namjoon menghela nafas sejenak sebelum mulai bercerita, "Apa kau masih ingat sticky notes atau surat pendek yang diletakan di lokerku?"

Hoseok terlihat berpikir sejenak sampai akhirnya ia menjentikan jarinya semangat.

"Oh! Aku ingat! Yang dari pengagum rahasiamu itu ya?"

"Um.. Yah.. Mungkin bisa dibilang begitu." Namjoon mengindikkan bahunya.

"Nah, lalu kenapa? Kau dapat surat semacam itu lagi?"

"Ya.. Beberapa kali. Tapi kali ini puisi."

"Oh ya? Wah, aku mau baca dong."

"Tidak boleh."

Hoseok mengerucutkan bibirnya, "Ish, pelit."

"Bukan begitu. Aku hanya takut kau iri, wahai jomblo abadi."

"Heh! Kau juga jomblo sejak lahir ya kalau kau lupa!" Hoseok menoyor kepala Namjoon.

"Dasar culun tak tahu diri, baru dapat pengagum satu saja sombongnya sudah setinggi langit." decih Hoseok.

BTS IMAGINESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang