02. Dahan dan tangkai

2K 217 24
                                    

Four hours before


RANGKAIAN bunga lekas ia buat. Pandai sekali gadis ini membuat mahkota bunga, sira berniat untuk memberikan buah tangan itu kepada lelaki berpipi chubby, bertubuh tinggi dengan disertai lesung Pipit dan setengah topengnya. Vii harap setelah ditemukan pria bertopeng, ia akan membuat kejutan kecil.

Gadis tersebut duduk dalam semak yang ditumbuhi jamur liar serta rerumputan bercorak legam. Namun, manik terus tertuju pada rangkaian bunganya yang indah untuk di pandang, apalagi saat dikenakan oleh pria bertopeng itu. Dalam bayang Vii, pasti akan terlihat manis dan menarik. Bahkan semut dan serangga lainnya datang menemui keberadaan Vii untuk kesekian kalinya.

"Semoga Kakak menyukainya. Jika Kakak mengenakan mahkota ini, Pasti jantungnya yang terlihat berdarah itu akan ditumbuhi bunga cantik ini," monolog sang gadis dengan suara samarnya. "Tapi, kenapa jantung kakak bisa terluka?"

Tak selang beberapa menit, sebuah insting mengubah atensi si gadis kecil. Pasalnya, tepukan bahu yang dirasakan Vii amat sangat lembut itu mengejutkan dirinya. Hampir saja sira berteriak, Ah, Kakak menemukan ku? Kejutan! Lihat, aku membuat rangkaian bunga!-Tetapi yang ada dalam pandangan Vii justru pria bersurai biru berpakaian casual tersenyum padanya. "Kamu Choi Vii, 'kan?"

Refleks tubuh Vii sedikit menghindar-geser ke belakang. Tangan yang membawa sebuah rangkaian bunga tampak hampir lepas dari genggaman. "K-kakak siapa?" Dengan mata pupil yang terus bergetar.

"Vii, kau benar Vii , 'kan? Ini kakakmu, Choi Yeonjun! Kenapa kau ada di hutan seperti ini? Untung saja kakak terus memcarimu, kalau tidak pasti kau sudah-"

"Aku hanya memiliki satu kakak...," ujar gadis tersebut seraya mengangkat telunjuknya ke depan wajah. Vii hanya berniat membentuk jarinya menjadi angka satu, entah apapun caranya Vii tetap yakin bahwa kakaknya adalah pria bertopeng yang baru saja ia ajak untuk bermain.

Namja yang mengaku sebagai Kakak Vii segera berjongkok mendekati gadis kecil itu dengan pelan, "Kau tau? Kakak selalu kesepian tanpa kehadiranmu, terkadang kakak iri melihat satu keluarga yang utuh. Mama dan papa pun juga tampak sedih, selalu memikirkan mu. Percayalah, aku ini kakakmu, Vii."

Sulit untuk mengungkapkan kata-kata, Vii hanya mengangguk polos tanpa tahu bahwa, apakah dia benar-benar kakak kandungku? Namun, dalam lubuk hati Vii juga terus bergelut tentang bagaimana wajah orang tuanya, selama ini ia bahkan tak mengerti siapa orang tua kandungnya. Yang pasti gadis kecil itu dapat bertemu kembali bersama keluarga, bahkan tak selang waktu yang lama Vii merentangkan tangannya ke arah Yeonjun.

"Aku mau bertemu Mama dan papa!"

Dalam waktu yang sama, angin menyibak surai yang berterbangan mengikuti arah angin. Di saat itulah Vii dipertemukan oleh kakaknya untuk pertama kali. Yeonjun pun menerima rentangan tangan Vii yang sudah cukup lama menunggu jawaban. Tetapi saat Yeonjun akan memeluknya, Rentangan tangan Vii menciut. "Apa jika aku menyentuh kakak, Kak Unjun akan menghilang?"

Tawa kecil mengiringi suasana hangat di sana, "Untuk apa aku menghilang? Aku akan menjagamu, aku pun bisa menjaga diriku sendiri." Kemudian Vii pun tersenyum lebar dan kembali merentangkan tangannya, "Aku ingin pulang!"

Suara dentuman kecil tak membuat atensi mereka buyar dari pandangan, pasalnya rangkaian bunga yang dibuat Vii seketika renggang dari genggaman eratnya. Angin terus berkibar menyerang rangkaian mahkota tersebut hingga satu tahun lamanya-bunga yang di rancang Vii mencagun ulat bulu dengan corak warna kelabu. Layu, bunga itu layu sama seperti keadaan pria bertopeng misterius setelah ditinggalkan oleh 'adik' tersayangannya. []

𝓗𝓪𝓷𝓭

𝑯𝑨𝑵𝑫 | 𝒆𝒙𝒑𝒍𝒐𝒔𝒊𝒗𝒆 𝒄𝒓𝒚Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang