R

880 48 2
                                    

Yup, Hari ini cuaca berangin. Jewel duduk meringkuk di sofa yang jadi satu dengan jendela. Memerhatikan orang - orang berangkat kerja atau kuliah dengan mantel yang tertiup angin di bawah sana. Dua sweater membungkus tubuhnya, kaus kaki menutupi kakinya ditambah selimut yang menghangatkan kakinya.

"Kau tidak berangkat?"

"Kau tidak lihat? Aku sedang flu."

Harry mengkerutkan keningnya. "Kau harus kuliah. Tinggal satu hari untuk mengisi satu slot mu itu Black eyes. Argh don't shit my score!"

"Aku pusing."

Harry melempar tasnya ke meja kesal  beranjak ke dapur. Ia keluar dengan nampan berisikan hot chocolate, bubur, air oksigen, dan obat flu. "Dengar, habiskan semua yang ada di nampan ini. Jika sudah baikan, berangkatlah ke kampus. Aku tidak peduli kau masuk kelas atau tidak. Yang jelas kau harus mencari teman untuk mengisi satu slot itu!"

"Aku sinusitis Harry."

Jewel mengeluarkan lendir dari hidungnya dengan suara kencang, membuat Harry merasa jijik pada Jewel. Ditambah lagi aksi melepar tissue layaknya pemain basket handal ke tempat sampah yang sudah penuh tissue lendirnya. Alhasil beberapa tissue jatuh ke lantai. Sungguh dia wanita yang jorok batin Harry.

"Lagipula aku sudah mendapatkan teman. Ada Louis, Liam, Niall, Luke, Zayn, Ashton, Calum, Clifford dengan kata lain semua teman sekelompok mu. Tinggal mengambil satu orang di antara mereka."

Harry memijat pelipisnya. "Jangan mengigau. Mereka semua ikut kelas bisnis kecuali Niall."

Jewel menepuk jidatnya. Lupa kata Louis kemarin, teman sekelompok Harry itu kan orang tuanya pebisnis sukses semua. Jadi mau tidak mau anak - anaknya  mengambil kelas bisnis guna meneruskan perusahaan mereka. Kecuali Niall yang tidak terlalu dipaksakan. Jewel menjentikan jarinya. "Aku akan mewawancarai Amber, dia tidak ikut kelas bisnis kan."

"Kau yakin? Setelah kau memergoki ku dan dirinya berhubungan seks kemarin? Jangan harap ada kebaikan dalam diri jalang itu."

Siapa, siapa, siapa? Berpikir Jewel, siapa orang yang akan mengisi satu slot mu?

"Bagiamana kalau Bethany? Dia teman dekat Altamish. Aku bisa bilang pada Altamish."

Bethany Motha anggota b5f  yang diketuai oleh Amber Biden. Bethany adalah ketua club teater. Berbeda 180 derajat dengan Amber. Jika Amber adalah jalang, Bethany justru wanita mahal yang susah didapatkan para pria di kampus. Buktinya, Altamish berusaha mendekati Bethany selama 6 bulan ini tapi hasilnya nihil. Bethany malah hanya menganggap Altamish sebagai teman baiknya. Dia juga sangat baik dan juga cantik dengan rambut long bob nya.

"Ya terserah, pastikan saja target mu itu."

"Dasar gondrong, tadi menyuruh ku untuk mencari satu slot. Sekarang malah langsung pergi tidak peduli."

***

Mereka berlima duduk di rumput, taman di dekat ruang cheerleader dan ruang band. Harry yang memegang handphonenya untuk merekam suara. Jewel yang masih flu terpaksa ikut dengan memakai jaket tebal dan masker. Bethany yang datang tepat waktu. Dia di antar Altamish, tapi Altamish langsung pergi karena ia harus mengerjakan tugas bisnisnya juga. Ada Brooklyn Beckham, junior di sini. Jangan tanya, Brooklyn sama seperti Harry dan teman - temannya. Kaya—terkenal—tampan. Lingkungan Harry adalah lingkungan orang - orang yang bisa dibilang mewah.  Lalu ada Perrie Edward ketua cheerleader yang juga kekasih dari Zayn.

"Baiklah, aku akan mewawancarai satu persatu. Mulai dari Perrie, Bethany, lalu Brooklyn. Suara kalian harus direkam selama wawancara jadi diusahakan kalian tidak tertawa atau bercanda. Setelah wawancara kalian akan selfie bersama kami sebagai bukti dari tugas ini. Siap?" Jelas Jewel dengan suara bindengnya.

rooMMate // h.sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang