Nyaman

26 1 0
                                    

"Duh, gue lagi males Jeff," keluh Al kepada temannya yang bernama Jeff itu.

"Yah, ngga asik lo Al!" sahut temannya yang lain, Brilly.

"Lo kira yang malas cuma lo doang," sambung Cakra dan di respon anggukan oleh yang lainnya.

Al menghela nafas pasrah. Sungguh, dirinya begitu malas untuk menghadiri perayaan kelulusan kakak kelas yang akan berlangsung sekitar 1 minggu lagi.

Bagi Al, perayaan begitu hanya membuat dirinya menjadi repot. Lebih baik bermain game lalu tidur di dalam rumah, pikirnya.

Satu ide muncul ketika matanya menemukan Ziva yang sepertinya agak bersembunyi dibalik pohon. Padahal, jelas-jelas saja Ziva sedang mengintipnya. Seringai pun muncul.

"Lo aja sono. Gue ada janji yang lebih penting dari acara begituan," ujar Al acuh dan segera menghampiri Ziva.

"Ya ampun! Gue ketahuan!" panik Ziva dan bergegas pergi.

Cakra, Jeff dan Brilly langsung cengo ketika melihat Al yang sedang menarik lengan perempuan.

'Itu pacar Al yang baru?' batin mereka masing-masing.

"Apaan sih?" tanya Ziva berpura-pura kesal, padahal dalam hatinya. 'Duh! Malu banget gue!'

"Lo ngintipin gue kan?" tanya Al sumringah.

"Enggak!" jawab Ziva cepat sambil melirik ke arah teman-temannya Al yang lain.

"Whoaahh!! Si April sama Novia mau lo kemanain Al? Udah embat aja cewek baru," ucap Jeff sambil tertawa.

Al terkekeh menanggapi. "Dia bukan cewek gue. Cuma calon doang."

"Calon apaan? Selingkuhan?" sahut Brilly.

Dan tawa mereka langsung pecah seketika. Tak masalah bagi mereka untuk mengata-ngatain secara terang-terangan. Lebih baik begitu bukan? Toh, faktanya juga.

Sedangkan, Ziva malah mendengus kesal.
'Ohh jadi dia ini tukang selingkuh. Siapa juga yang mau jadi selingkuhannya!'

Ziva segera melepaskan genggaman tangan Al di lengannya lalu segera pergi.

Al tersenyum tipis. "Udah ya, lo pada jangan maksa gue lagi oke? Gue sibuk sekarang."

Al segera berlari mengejar Ziva yang sudah meninggalkannya tadi.

* * *

"Apa?! Lo sekolah disana?! Deketan dong sama sekolah gue?" tanya Ziva tidak percaya mendengar penuturan Al.

Setelah Al meminta maaf walaupun seperti tidak niat mau bagaimanapun Ziva sudah luluh dan memaafkan Al. Ziva tidak mau bikin ribet suasana saat bersama Al. Dirinya seperti tertarik dengan laki-laki yang sebaya dengannya ini. Ziva harap bisa menjadi teman dekat atau sahabatnya untuk saat ini.

"Suara lo cempreng amat sih?!" kesal Al sambil menutup telinganya.

"Ehehehe wajar dong. Gue kan cewek," ucap Ziva sambil cengengesan.

Al mengajak Ziva untuk mengikutinya. Ziva sendiri nurut-nurut saja, dan sampailah mereka di warteg.

"Lo mau ngajak gue makan?" tanya Ziva menatap warteg yang ada di depannya.

"Emangnya lo laper?" tanya balik Al.

Ziva menggeleng. "Engga."

"Terus?"

"Terus kenapa kesini?"

Al terkekeh lalu segera menyapa ibu-ibu yang jualan warteg itu dengan ramah.

"Ibu, saya sudah pulang, saya ambil ya motornya," ucap Al sambil tersenyum lembut.

Ziva sedikit mengerjapkan kedua matanya ketika melihat senyuman Al yang manis itu.

"Oh iyaa kak Al," ujar Ibu Minah sambil tersenyum lebar.

"Ibu makin cantik deh," puji Al tulus dan menggoda.

"Bisa aja deh kamu," jawab Ibu Minah malu.

Ziva segera mendelik geli. 'Ibu-ibu aja lo godain.'

* * *

"Jadi, lo bawa motor ke sekolah?" tanya Ziva penuh selidik.

Al mengangguk bangga. Kini, Ziva sedang berada di motornya Al. Awalnya tadi Ziva sempat menolak, namun berhubung Al terus memaksa, akhirnya mau tidak mau Ziva menurut juga.

"Tunggu sebentar," ucap Al sambil memarkirkan motornya ke pinggir jalan.

Ziva hanya diam dan tidak berkomentar apapun.

"Halo sayang," ucap Al kepada seseorang di telfon.

'Pacarnya?' batin Ziva.

"Nanti aku jemput ya. Aku lagi temanin mama ke mall nih," ucap Al berbohong.

'Gue bukan emak lo!'

"Tunggu yah, i love you."

'Geli!'

Ziva pura-pura tidak mendengar apa yang diucapkan Al dari tadi. Padahal, aslinya? Ingin sekali Ziva pergi saat itu juga.

"Lo nguping ya?" tanya Al sambil menjalankan motornya kembali.

"Enggak!" balas Ziva cepat.

* * *

Fikiran Ziva kali ini hanya membayangkan wajah Al. Entah mengapa bisa begitu? Padahal dirinya hanya menganggap Al biasa saja. Namun, meskipun Al sudah membuatnya gedeg ataupun geregetan tapi, perasaannya seperti berdesir. Seperti...  Ingin terus bersama Al. Nyaman?  Mungkinkah?

T B C

Hallo teman-teman semua.  Maaf ya,  aku baru update lagi.  Soalnya, kondisi lagi ngga fit gegara kabut asap.  :"(

Jaga kesehatan kalian ya! 😉

Okee.. Besok Insya Allah,  bakal cepet up kok.  Jangan lupa vote dan komen!  Makasihhhh ❤❤💙💙💙

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 25, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

You Belong To MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang