Prolog

89 12 4
                                    

Hai, namaku Meira, usiaku baru menginjak 16 tahun aku merupakan anak tunggal. Oh iya aku juga punya masalah dengan mataku dan aku cukup bergantung pada lensa dan kacamata.

Mama dan papa bekerja di kantor yang sama. Dan aku hanya bertemu mereka hanya setiap pagi saat berangkat, sepulang sekolah, dan malam hari. Bahkan mereka sering pulang larut malam.

Menurut orang lain aku adalah anak yang cukup pendiam. Ada alasan mengapa aku cukup pendiam. Salah satunya mungkin karena aku memiliki indera ke-6.

Awalnya aku merasa biasa saja dengan diriku. Namun itu semua berubah semenjak aku bisa merasakan keberadaan makhluk tak kasat mata. Aku rasa indera ke-6 ku mulai bertambah kuat.

Sebelumnya aku hanya bisa mendengar suara suara aneh, tapi aku masih memiliki pemikiran "mungkin itu hanyalah suara dari rumah tetangga"

Dan hal ini semakin bertambah parah karena aku mulai bisa melihat hal hal yang tidak bisa dilihat oleh orang lain. Bahkan tanpa kacamata itu semua terlihat sangat jelas. Aku selalu diam, tidak berani bercerita kepada siapapun. Sampai akhirnya aku jadi sangat pendiam.

Aku pikir ini buruk untukku. Mereka mengetahui bahwa aku dapat merasakan keberadaan mereka, dan mulai berinteraksi denganku. Tak jarang mereka menampakan wujudnya nya kepada ku. Aku tidak masalah jika wujud yang mereka tampakkan itu seperti seorang anak kecil yang manis, seorang remaja yang tampan atau cantik, atau seorang ibu yang lemah lembut. Tapi jika mereka mulai menampakkan wujud asli mereka aku tidak akan kuat melihat nya.

Hai teman, inilah kisah kehidupan ku sebagai anak indigo. Sebagai anak yang peka dengan kehadiran makhluk tak kasat mata. Dan akan aku ceritakan kisah pengalamanku saat bertemu dan berinteraksi dengan makhluk halus.

MeiraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang