Hari ini aku merasa lega karena aku berhasil mengendalikan mimpi ku dan mama ternyata tidur di kasurku. Mungkin ini yang membuatku lebih tenang.
Hari ini aku memutuskan untuk pergi sekolah. Aku pikir tidak ada yang perlu aku takuti. Selama aku tidak mengganggu mereka, maka mereka pun tidak akan menggangguku.
***
Reza tiba-tiba menghampiriku dengan tergesa-gesa.
"Meiraaa... Kemana aja kamu?"
"Tunggu dulu, kenapa bahasa kamu jadi seperti ini?"
"Aku pikir, ketika aku kenal dengan seseorang aku tidak perlu menggunakan bahasa baku lagi"
"Ohhh... Baiklah, aku akan beradaptasi"
"Apa kamu tau tiga orang siswi yang satu kelas denganmu?"
"Aku tau. Memangnya ada apa dengan mereka?"
"Mereka semakin berkuasa di angkatan kita"
"Mungkin itu pencapaian bagus untuknya"
Kami melanjutkan pembicaraan sambil berjalan ke kelas. Banyak sekali kabar baru yang belum aku ketahui, mungkin karena aku sudah lama tidak masuk sekolah.
Kami sampai di depan kelasku dan kami berpisah karena kami berbeda kelas. Reza melanjutkan perjalannya ke kelasnya dan aku masuk kedalam kelas ku.
Saat aku masuk ke kelas, aku tidak melihat keanehan apapun, kecuali murid baru yang cukup menarik perhatianku.
Aku jarang bersosialisasi dengan teman sekelasku. Jadi, aku tidak berani bertanya apapun tentang murid baru itu.
Jam pelajaran berjalan tanpa masalah apapun. Namun, murid baru itu hanya diam tanpa sepatah katapun. Aku jadi penasaran dengan anak itu.
(Bunyi bel)
Waktu istirahat tiba, inilah saatnya aku memberanikan diri untuk bertanya pada anak baru itu.
Aku mendekati nya kemudian duduk di dekatnya dan aku mulai menyapanya.
"Hallo, aku Meira. Salam kenal"
Dia pun menengadahkan kepalanya dan tersenyum, kemudian meneteskan air mata. Dia menangis. Aku terkejut karena dia tiba-tiba menangis.
"Hey, kenapa kamu menangis? Apa yang terjadi?"
"Aku... (Menghela nafas) aku... Tidak mempunyai teman lagi sekarang"
"Siapa bilang? Sekarang aku temanmu. Sudahlah berhenti menangis, gadis cantik tidak boleh menangis"
"Apa kamu yakin dengan apa yang kamu ucapkan?"
"Tentu saja. Kita bisa jadi teman baik,bukan?"
"Hmmm... Tapi mengapa kamu bisa melihatku?"
"Apa maksudmu? Bukannya kau memang murid baru di sini?"
Dia tersenyum "Apa kamu anak indigo?"
"Mungkin, tapi kenapa kamu bertanya tentang hal itu?"
"Karna tidak ada yang bisa melihatku selain anak indigo"
KAMU SEDANG MEMBACA
Meira
HorrorMeira - the story of an indigo - "Percayalah mereka ada di sekitarmu" Terkadang bisa melihat mereka setiap detik membuatku muak. Namun ketika kau dapat berteman dengan mereka itu membuatmu tidak merasa kesepian