Rumah

38 7 0
                                    

Waktu menunjukkan pukul 6.00 AM. Hari ini aku tidak masuk sekolah dan kondisiku drop. Aku bahkan tidak nafsu makan dan tidak ingin bangun sama sekali dari tempat tidur ini. Papa bilang mama akan cuti hari ini karena melihat kondisiku yang tidak memungkinkan untuk ditinggal sendirian.

"Aku ingin tidur lagi" gumamku.

Aku berulangkali berusaha untuk tidur, namun itu terasa sulit. Apa mungkin aku harus bangun? Baiklah kalau begitu aku rasa aku harus ke dapur mengambil air minum.

Aku berusaha bangun. Tapi ini aneh, badanku sama sekali sulit bergerak. Aku tidak bisa teriak dan nafasku mulai tersendat, apa yang sedang terjadi? Aku ingin minta bantuan tapi aku sendiri di kamar ini.

"Toloongg tolong akuu..."

"Sadarlah Meira kau disini sendiri, tidak ada yang bisa mendengar suaramu" aku mendengar suara ini setelah aku mencoba berteriak.

"Siapa kau?"

"Aku, siapa? Kau tidak tau aku? Aku temanmu"

"Mamaaaaaaaaaa.... Tolong aku. Mamaaaaaaaaaa"

"Ssttttt... sudah kubilang kan, tidak ada yang bisa mendengar suaramu di sini"

Dia mulai mengelus wajahku, dan aku bisa melihat tangan pucatnya dengan jelas. Tangan dengan ujung jari yang hitam dan punggung tangan yang penuh dengan darah itu baru saja mengusap wajahku

"Lepaskan akuu... Mamaaaaaaaaaa tolong aku"

"Sttttttt..." (Dia menutup bibirku dengan telunjuknya) "Tidak ada gunanya kau terus berteriak"

"Lepaskan akuu... Siapa kau, lepaskan aku!"

"Akuu... Temanmu.. hahahahaha" ucap dia seraya menampakkan wajahnya tepat di depan wajahku.

Aku melihat wajahnya yang hancur penuh dengan darah luka sayatan dan kepalanya hancur, dia menatapku dan tersenyum lebar, lidahnya panjang menjulur terlihat saat dia tertawa.

Aku teriak sejadi jadinya.. berusaha meminta tolong pada mama, dan menangis kencang. Berharap seseorang bisa mendengarku.

"Sekarang kau akan ikut bersamaku dan bermain bersamaku, hahahaha"

Dia mulai mencekik leherku dan mulai kesulitan bernapas. Aku berusaha teriak, tapi itu membuatku tambah sulit bernapas.

"Hkkkk... Lepaskan aku! Uhuk -uhuk... Lepaskan aku" aku memegang tangannya yang penuh darah berusaha melepaskan tangannya dari leherku. Namun dia sangat kuat aku tidak bisa melepaskan tangannya. Apa ini akhir dari semuanya?

"Meira sayang.. ini sarapan pagimu"

Terdengar suara langkah mama yang sedang menaiki tangga.. aku langsung melihat ke arah pintu berharap mama bisa menyelamatkan aku.

"Mamaaa tolong aku.."

Mama membuka pintu dan bersama dengan itu cekikan itu lepas. Aku bisa bangun dan teriak kencang. Mama yang baru membuka pintu terkejut melihat aku yang tiba-tiba teriak dan langsung menghampiriku. Aku pun memeluk mama dengan erat.

Aku menghela nafas "Akhirnya aku selamat"

"Meira.. apa kamu mengalami mimpi buruk" ucap mama seraya mengusap kepalaku.

"Apa mama mendengar suara teriakanku sebelumnya?"

"Tidak, sebenarnya apa yang sudah terjadi.. cerita sama mama"

"Tidak ma tidak apa-apa, mungkin aku hanya mimpi buruk saja"

Mama tidak mendengar suaraku tadi. Aku sadar, aku bisa melihat sekeliling, aku tau aku sedang di cekik oleh sosok menyeramkan itu. Aku sudah berusaha teriak dan menangis tapi tidak ada seorangpun yang dapat mendengarnya. Apa itu mimpi? Jika iya, mengapa mimpi itu terasa sangat nyata?

MeiraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang