Kematian Tak Terduga

10 1 0
                                    

"Pstttttt.... Meira. Meira sudah waktunya bangun"

"Nanti dulu, 15 menit lagi"

"Meira bangun, sudah telat berangkat sekolah. Liat sudah jam berapa ini. Kau terlambat"

Aku terkejut dan langsung terbangun "Hah... Terlambat? Pukul berapa ini?"

Aku panik kemudian mencari kacamataku dan berusaha secepatnya mengambil jam. Aku melihat jam dengan panik. Mataku blm bisa memfokuskan penglihatan jadi aku agak sulit melihat angkanya.

Setelah aku bisa melihat jelas, ternyata sekarang masih jam 4.45 pagi.

"Ya Tuhan kenapa? aku kira aku terlambat bangun, alarm pun belum berbunyi"

"Meira"

"Astagaa..."

Aku terkejutnya karena ada yang memanggil namaku sambil menepuk punggungku. Dan ternyata itu Layla.

"Layla, kau... Mengagetkan saja"

"Haha maafkan aku"

"Oh ya... Kenapa kau datang pagi sekali?"

"Aku bosan menunggu di tempat sepi tanpa teman, jadi aku kesini"

"Ohh.. baiklah kau tunggu di sini" aku mau mengambil air"

"Hati-hati saat turun tangga. Pada tangga ke tiga setelah kau turun, abaikan makhluk bertelinga panjang itu"

"Apa? Makhluk bertelinga panjang?"

"Turuti saja kata-kataku"

"Mmmm... Baiklah"

Aku berjalan menuruni tangga. Benar saja, aku melihat sosok bertelinga panjang. Aku tidak terlalu terkejut karena sudah diperingati Layla.

Aku melanjutkan jalan tanpa menghiraukan makhluk itu. Menuruni tangga dan berjalan ke dapur dan mengambil air kemudian kembali ke kamar. Aku melihat Layla tertidur pulas di kasurku.

"Untung kasurku muat untuk 2 orang jadi aku bisa memberikan ruang untuk Layla"

Aku dan Layla tertidur lelap. Sebelumnya tidak ada yang pernah tidur satu kasur bersamaku selain mama. Tapi sekarang ada Layla yang tidur bersamaku. Aku merasa nyaman meski dia bukan manusia.

Alarm tiba-tiba berbunyi menunjukan pukul 5.45

"Ehhmmmm.... (Peregangan) Sudah pukul 5.45 aku harus segera bersiap"

Aku merapihkan bukuku kemudian memasukkannya ke tas. Aku bersiap-siap pergi ke sekolah. Tak lupa sarapan juga.

"Layla.. aku berangkat duluan ya, sampai jumpa di sekolah"

Aku meninggalkan Layla yang masih terlelap. Seperti biasa aku diantar papa saat berangkat sekolah.

"Apa Layla sudah bangun? Apa dia akan marah karena aku meninggalkannya sendiri di kamar?"

Aku merasa bersalah karena meninggalkan Layla sendiri di kamar. Selama di perjalanan aku memikirkan Layla.

***

Setelah sampai di gerbang aku pamitan pada papa.

"Pa.. aku sekolah dulu"

"Sekolah lah.. dan jangan lupa untuk selalu hati hati"

Aku berjalan menuju gerbang sekolah, hawa dingin mulai menusuk. Padahal matahari sudah naik.

"Dingin, ada apa ini?"

"Meira!"

Aku menoleh ke belakang, rupanya Reza yang memanggil ku.

"Kenapa?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 09, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MeiraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang